Aksi lempar telur dimulai setelah warga membagikan telur kepada orang-orang di sekitar. Dalam suasana yang penuh emosi, mereka kemudian melemparkan telur ke restoran sebagai simbol ketidakpuasan mereka. Kejadian ini merupakan puncak dari ketegangan yang telah lama berkembang di masyarakat terkait dengan kebijakan penertiban bangunan yang dinilai tidak konsisten.
Warga sebelumnya telah mencoba berbagai cara untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka. Salah satu tindakan protes yang dilakukan adalah mengadang alat berat yang dibawa untuk menertibkan kios-kios tak berizin. Mereka menuntut agar penertiban dilakukan secara adil dan menyeluruh terhadap semua bangunan, termasuk restoran yang dianggap memiliki izin atau tidak.