MADURA –Kabar seorang bocah perempuan berusia empat tahun yang melangsungkan prosesi lamaran menghebohkan media sosial belakangan ini. Kejadian tersebut menjadi sorotan publik, menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi sosial dan kesehatan reproduksi di Indonesia. Dalam menghadapi fenomena ini, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), memberikan tanggapannya.
Dr. Hasto menekankan pentingnya tindakan cepat dan tegas dalam menindaklanjuti kasus semacam ini. Salah satu saran yang disampaikan adalah perlunya pendidikan khusus mengenai Kesehatan Reproduksi (Kespro) di setiap sekolah di Indonesia. Ia menyarankan agar pendidikan Kespro dijadikan sebagai ekstrakurikuler wajib, sehingga para siswa memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi sejak dini.
“Pendidikan Kesehatan Reproduksi (KESPRO) termasuk bagian penting dalam membantu kualitas SDM,” ungkap dr. Hasto dalam wawancara dengan MNC Portal Indonesia. Ia menyoroti hubungan antara proses reproduksi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), serta potensi dampak negatif dari pernikahan dini terhadap masa depan bangsa.