JAKARTA -Sebuah kehebohan mendalam kembali mengguncang kalangan Nahdliyyin usai tersebarnya peristiwa lima pemuda Nahdlatul Ulama (NU) yang berkunjung ke Israel baru-baru ini. Kejadian ini bukanlah kali pertama NU, organisasi Muslim terbesar di Indonesia, terlibat dalam kontroversi terkait negara Israel. Namun, yang lebih mengejutkan adalah keterlibatan langsung Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, dalam peristiwa serupa beberapa tahun lalu.
Dalam konferensi pers yang digelar pada pekan lalu di kantor PBNU, Yahya Cholil Staquf—atau yang akrab disapa Gus Yahya—mengklarifikasi bahwa pertemuannya dengan otoritas Israel terjadi pada tahun 2018. Momen tersebut menjadi sorotan tajam setelah sebuah video viral menampilkan Gus Yahya bersama PM Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah acara di Jerusalem. Dalam acara yang diselenggarakan oleh American Jewish Committee (AJC), sebuah lembaga pro-Israel, Gus Yahya tidak hanya hadir sebagai pembicara, tetapi juga terlibat dalam kegiatan bernyanyi bersama yang melibatkan lintas agama.
Kepada awak media, Gus Yahya dengan tegas menyatakan bahwa kunjungannya ke Israel dilakukan atas izin dan dukungan dari para kiai NU, meskipun hal ini tetap menjadi perdebatan di kalangan masyarakat Muslim Indonesia yang sensitif terhadap isu Palestina. Video yang diunggah oleh AJC pada Juli 2018 menampilkan momen Gus Yahya bersama lebih dari seribu orang Yahudi, Muslim, dan umat Kristen yang berkumpul untuk merayakan pesan cinta dan kasih sayang universal, di tengah malam hari terakhir Ramadan.