“Jika mereka (BRICS) terus berusaha untuk menggantikan dollar, maka saya akan mengenakan tarif yang sangat tinggi, bisa mencapai 100 persen pada barang-barang mereka,” ujar Trump dalam sebuah wawancara dengan media internasional.
Bagi Indonesia, yang telah mengajukan ketertarikan untuk bergabung dengan BRICS, peringatan Trump ini menjadi sebuah sinyal yang patut diwaspadai. Indonesia harus mempertimbangkan dampak dari ancaman tarif tinggi terhadap ekonomi domestik, mengingat ketergantungan negara ini pada perdagangan internasional yang melibatkan dollar AS. Mengingat posisi strategis Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, bergabung dengan BRICS tentu memiliki keuntungan jangka panjang, namun juga membawa risiko yang harus dihitung dengan matang.
Para ekonom juga mengingatkan agar Indonesia berhati-hati dalam menyikapi langkah Trump yang dapat berujung pada ketegangan perdagangan global. Sebagai anggota BRICS, Indonesia kemungkinan besar akan terlibat dalam kebijakan perdagangan baru yang diputuskan oleh kelompok negara tersebut, yang mungkin mencakup upaya untuk memitigasi dampak dari ancaman tarif tinggi yang diusulkan oleh AS.
Sementara itu, para pemimpin negara-negara BRICS sendiri masih melakukan pembicaraan untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang dapat menguntungkan semua pihak tanpa merugikan negara manapun. Sebagian besar negara dalam kelompok BRICS melihat penggunaan dollar AS sebagai penghalang untuk mencapai kestabilan ekonomi regional yang lebih besar, mengingat ketergantungan yang sangat besar pada sistem moneter global yang didominasi oleh dollar.