BREAKING NEWS
Minggu, 23 Februari 2025

Indonesia Dorong Hilirisasi Industri Tambang untuk Wujudkan Ekonomi Berbasis Nilai Tambah

BITVonline.com - Rabu, 15 Januari 2025 13:16 WIB
10 view
Indonesia Dorong Hilirisasi Industri Tambang untuk Wujudkan Ekonomi Berbasis Nilai Tambah
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jakarta – Indonesia terus berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya alam melalui program hilirisasi industri tambang. Hingga 2024, program ini telah memberikan dampak signifikan dalam membangun ekonomi nasional berbasis nilai tambah dengan fokus pada komoditas tembaga, bauksit, dan pasir silika.

Jika direalisasikan sesuai rencana investasi, hilirisasi menjadi prasyarat penting bagi sektor industri pengolahan dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Hilirisasi industri tambang dimulai dengan pembangunan smelter tembaga dan bauksit, serta pengembangan produk berbasis pasir silika.

Baca Juga:

Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI, Nur Kholis, menjelaskan bahwa penggunaan produk hasil pengolahan smelter merupakan syarat penting untuk mendukung pengembangan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi di dalam negeri. Hal ini memungkinkan Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah.

Baca Juga:

“Produk bernilai tambah seperti katoda tembaga, alumina, dan produk berbasis pasir silika seperti kaca dan keramik hingga panel surya dan semikonduktor mulai dihasilkan di dalam negeri. Ini memperkuat struktur industri nasional dan membuka peluang ekonomi baru,” ujar Nur Kholis dalam keterangan resminya, Rabu (15/1/2025).

Nur Kholis menekankan bahwa hilirisasi adalah jalan menuju kemandirian ekonomi. Investasi dalam produk bernilai tambah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memaksimalkan manfaat sumber daya alam bagi bangsa.

Dampak positif hilirisasi mulai dirasakan di daerah seperti Kabupaten Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Mempawah (Kalimantan Barat), dan Kabupaten Batang (Jawa Tengah), di mana pembangunan smelter menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Kebijakan ini meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pendapatan daerah, dan menciptakan ribuan lapangan kerja langsung maupun tidak langsung.

“Pendapatan daerah ini dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur publik yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tambah Nur Kholis. Namun, program hilirisasi menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, teknologi, tenaga kerja terampil, permintaan pasar yang fluktuatif, serta dampak negatif terhadap lingkungan.

Nur Kholis menilai bahwa pemerintah perlu mengambil langkah strategis, termasuk pengembangan sumber daya manusia, penelitian teknologi, penerapan teknologi ramah lingkungan, diversifikasi produk, dan penguatan kerja sama internasional. “Teknologi ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang efektif harus menjadi bagian terintegrasi dari pelaksanaan hilirisasi,” tegasnya.

(christie)

Tags
beritaTerkait
Aksi Kejar-kejaran dan Baku Tembak, Bandar Sabu di Asahan Lolos dari Tangkapan
Daud Yordan, Petinju dan Anggota DPD RI, Siap Tantang George Kambosos Jr di Australia
Bima Arya Beberkan Pembicaraan Pramono dengan Kemendagri Terkait Retreat Kepala Daerah
Basuki Hadimuljono Usulkan Lahan Gratis untuk Kedutaan di IKN, Ini Tanggapan Menteri ATR/BPN
Wapres Gibran Blusukan ke Warga Surakarta, Serap Aspirasi Langsung dari Masyarakat
Pemerintah Targetkan Penertiban 3,7 Juta Hektar Lahan Sawit Bermasalah Tahun Ini
komentar
beritaTerbaru