Menurut pengacara biro perjalanan tersebut, Yusuf Istanto, kolaborasi lima tahun terakhir dengan rekanan dari Singapura telah menjadi kunci keberhasilan biro dalam menyediakan tiket pesawat dengan harga terjangkau bagi jemaah. Namun, masalah muncul ketika tiket yang dijanjikan tidak dapat ditemukan, memicu kegagalan yang memilukan bagi ratusan jemaah yang telah menabung dan berharap untuk menjalankan ibadah umrah.
Pihak kepolisian dan pengacara biro umrah saat ini sedang dalam proses penyelidikan untuk mengumpulkan bukti dan data terkait dengan kasus ini. Mereka juga berusaha untuk mengidentifikasi dan mengembalikan aset yang mungkin dapat digunakan untuk mengganti kerugian yang diderita oleh jemaah.
Sementara itu, salah satu jemaah yang hampir menjadi korban, Amalia Anggraeni, mengungkapkan kecurigaannya sebelum kejadian ini mencuat ke publik. Dia menyoroti kejanggalan-kejanggalan yang mulai terlihat sebelum keberangkatan, termasuk absennya pembuatan grup komunikasi yang biasanya dibuat oleh biro umrah sebelum keberangkatan.
Kisah tragis ini menjadi pelajaran yang mahal bagi masyarakat yang ingin menjalankan ibadah umrah dengan menggunakan jasa biro perjalanan. Hal ini juga menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam memilih agen perjalanan yang terpercaya dan memiliki rekam jejak yang baik.