Tidak hanya itu, kasus ini juga menyoroti asumsi-asumsi dan stereotip yang ada di masyarakat terkait dengan orientasi seksual seseorang. Berdasarkan penyelidikan sementara, polisi menduga bahwa korban adalah seorang gay. “Ada analisa, korban ini penyuka sesama jenis. Saya lihat dari kehidupan korban yang selama ini seorang laki-laki tapi dipanggil pun mak-mak,” ungkap polisi.
Peristiwa tragis ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam mengenal orang-orang yang masuk ke lingkungan pribadi kita. Tragedi ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan emosi dan penyelesaian konflik tanpa kekerasan. Semoga peristiwa ini memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai bagi semua orang.