“Contoh di Afrika menunjukkan bahwa pemisahan lembaga penerimaan negara tidak cukup untuk mendorong peningkatan penerimaan tanpa adanya reformasi birokrasi yang mendalam. Praktik korupsi menjadi penghalang utama dalam mencapai tujuan tersebut,” ungkap Yusuf. Ia menekankan bahwa keberhasilan Badan Penerimaan Negara yang direncanakan akan sangat bergantung pada sistem administrasi dan birokrasi di dalamnya.
Pentingnya Konsolidasi dan Komunikasi
Yusuf juga mengingatkan bahwa komunikasi dan konsolidasi antara Badan Penerimaan Negara dan kementerian terkait, seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Perekonomian, akan sangat mempengaruhi keberhasilan lembaga ini. “Tanpa adanya sinergi yang baik dengan lembaga pemerintah lainnya, upaya untuk meningkatkan penerimaan negara dapat terhambat,” tegasnya.
Mendorong Formalisasi Ekonomi
Satu aspek yang dinilai penting dalam meningkatkan penerimaan negara adalah formalitas ekonomi. Yusuf mengungkapkan bahwa semakin besar formalitas ekonomi, semakin tinggi potensi penerimaan negara. Keberhasilan Badan Penerimaan Negara akan sangat ditentukan oleh bagaimana kebijakan dirumuskan dan diimplementasikan. “Eksekusi dari produk kebijakan yang dihasilkan di satu lembaga juga sangat penting. Proses koordinasi antara pusat dan daerah harus berjalan dengan baik untuk memastikan anggaran dieksekusi secara efektif,” jelasnya.