“Agar lebih bermartabat dan dihormati, seperti itu ya. ‘Nah jika cepat selesai, besok bebe ke TRD ya sayang’, TRD itu apa pak?” tanya jaksa.
“TRd itu ada sate suciyati, itu di dalam,” jawab Hasbi.
“‘Oke cayang ku bebe istirahat. Hei bebi..’. Ini artinya percakapan antara saudara dengan Windi, chat seperti ini ya pak. Kemudian ini ada chat percakapan juga saudara ada dengan Abah Yamin kenal pak?” tanya jaksa.
“Abah Yamin saya tahu kenal,” jawab Hasbi.
Kuasa hukum Hasbi sempat memprotes pertanyaan jaksa terkait dengan relevansi pesan WhatsApp tersebut dengan dakwaan kasus. Namun, jaksa menegaskan bahwa pesan tersebut menjadi bukti terkait dengan penerimaan uang yang terjadi melalui pihak lain, termasuk ke Windy.
Skandal ini memberikan gambaran yang lebih dalam tentang kompleksitas kasus suap di Mahkamah Agung, di mana keterlibatan tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, termasuk artis terkenal, menjadi sorotan publik. Kasus ini juga menyoroti perlunya reformasi dalam sistem peradilan untuk mencegah terjadinya praktik korupsi yang merusak kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan.
Dengan demikian, kasus ini tidak hanya menjadi fokus penyelidikan hukum, tetapi juga menjadi bahan diskusi yang penting dalam upaya memperbaiki integritas dan transparansi sistem peradilan di Indonesia.
(K/09)