JAWA TENGAH –Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran untuk kedua kalinya dalam satu hari, yang menandakan peningkatan aktivitas vulkaniknya. Menurut laporan resmi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), kejadian pertama terjadi pada pukul 09.05 WIB, diikuti oleh guguran kedua yang terjadi pada pukul 14.52 WIB.
Guguran yang terakhir memiliki jarak luncur mencapai 1.300 meter ke arah barat daya, tepatnya menuju Kali Bebeng. Dengan amplitudo maksimal terukur mencapai 43 mm dan durasi sekitar 132 detik, kejadian ini menunjukkan potensi bahaya yang cukup signifikan bagi masyarakat di sekitar kawasan tersebut. Sebelumnya, pada pagi hari, awan panas juga meluncur dengan jarak 1.100 meter ke arah yang sama.
“Visual Gunung Merapi sebagian berkabut, dan potensi bahaya saat ini tetap ada, khususnya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, yang dapat mencapai Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh 7 km,” jelas pernyataan BPPTKG.
Hingga saat ini, status Gunung Merapi masih berada pada level III atau siaga. Hal ini berarti masyarakat di sekitar diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru mengenai aktivitas gunung berapi ini. BPPTKG juga mengingatkan bahwa jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius hingga 3 kilometer dari puncak.
Dinas terkait telah mengeluarkan imbauan untuk menghindari aktivitas di sekitar area rawan yang teridentifikasi, dan masyarakat diminta untuk selalu mengikuti perkembangan informasi dari BPPTKG serta menghindari daerah aliran lahar yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
Dengan meningkatnya aktivitas ini, perhatian dan tindakan preventif dari pemerintah dan masyarakat setempat sangat penting untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
(n/014)
Gunung Merapi Kembali Meluncurkan Awan Panas: Kewaspadaan Meningkat di Sekitar Kawasan