BREAKING NEWS
Rabu, 12 Februari 2025

Demonstrasi Memanas di Acara Peringatan Korban Serangan Hamas, Netanyahu Terpaksa Hentikan Pidato

BITVonline.com - Senin, 28 Oktober 2024 06:11 WIB
0 view
Demonstrasi Memanas di Acara Peringatan Korban Serangan Hamas, Netanyahu Terpaksa Hentikan Pidato
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

YERUSALEM– Suasana acara peringatan mengenang korban serangan Hamas setahun lalu di Gunung Herzl berubah menjadi kacau ketika sejumlah demonstran menginterupsi pidato Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Insiden ini mencerminkan ketegangan yang terus membara di Israel pasca serangan mematikan yang terjadi pada 7 Oktober 2023.

 

Baca Juga:

Acara yang diselenggarakan pada Minggu 27 OktoberĀ  ini awalnya diharapkan menjadi momen refleksi dan penghormatan bagi sekitar 1.200 korban yang tewas dalam serangan tersebut. Namun, ketika Netanyahu mulai berpidato, teriakan keras dari para demonstran memaksa pemimpin Israel itu untuk menghentikan ucapannya. “Anda memalukan,” teriak beberapa orang di kerumunan, sementara salah satu demonstran berulang kali mengungkapkan rasa sakitnya dengan mengatakan, “Ayah saya dibunuh.”

Baca Juga:

Menurut laporan dari Al Jazeera, keributan tersebut berlangsung selama lebih dari satu menit, membuat Netanyahu terdiam di podium. Tayangan langsung menunjukkan ketegangan di lokasi acara, di mana raut wajah sang Perdana Menteri tampak serius, menggambarkan suasana yang tegang dan emosional.

Awalnya, acara peringatan ini tidak menyertakan pidato dari anggota keluarga korban, karena panitia khawatir akan timbul kritik terhadap pemerintah. Namun, setelah insiden interupsi tersebut, para anggota keluarga yang berduka akhirnya diperbolehkan untuk berbicara, menunjukkan betapa dalamnya rasa sakit dan frustrasi yang mereka rasakan.

Serangan oleh Hamas pada tahun lalu tidak hanya menewaskan ribuan orang tetapi juga menciptakan dampak yang mendalam terhadap hubungan diplomatik dan situasi keamanan di kawasan tersebut. Sejak saat itu, lebih dari 250 orang diculik dan diambil sandera oleh Hamas dan militan Gaza lainnya, dengan sekitar 100 sandera masih dilaporkan berada di Jalur Gaza hingga saat ini.

Dalam konteks ini, tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu semakin meningkat. Keluarga para sandera dan pemimpin negara-negara Barat menuntut tindakan yang lebih tegas dari pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan guna membebaskan mereka yang ditahan. Terlebih lagi, pembunuhan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, pada akhir September 2024, telah meningkatkan desakan untuk segera mengambil langkah-langkah konkret.

Namun, banyak pengkritik Netanyahu yang menilai bahwa dia telah menghalangi upaya mediasi dan gencatan senjata, yang membuat situasi semakin rumit. Dalam beberapa pekan terakhir, tuntutan untuk mencapai kesepakatan damai demi pembebasan sandera semakin mendesak, menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan warga Israel.

Insiden di acara peringatan ini bukan hanya menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah, tetapi juga menjadi cerminan dari rasa duka yang mendalam dan ketidakpastian masa depan yang melanda Israel. Di tengah desakan untuk perubahan dan harapan akan perdamaian, pertanyaan besar tetap menggelayuti: kapan krisis ini akan berakhir dan apa langkah selanjutnya bagi bangsa Israel?

P

Tags
beritaTerkait
Pemangkasan Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum Berdampak pada Pembatalan dan Penundaan Proyek Infrastruktur
Ahmad Dhani Tantang Penyanyi yang Tak Bayar Royalti untuk Bertemu di Pengadilan?!
Jadwal Pertandingan Timnas U20 Indonesia Vs Iran: Langkah Awal Menuju Piala Dunia U20
Zita Anjani Hadiri Festival Cap Go Meh 2025 di Singkawang dan Kagumi Batu Belimbing yang Unik
Persiapan IPO Inalum: Simak Rencana Strategisnya
Muzakir Manaf Resmi Jadi Gubernur, Langsung Usulkan Penghapusan QR Code di SPBU Aceh
komentar
beritaTerbaru