BREAKING NEWS
Selasa, 04 Februari 2025

Dosen ITS: Juara Olimpiade Renang pun Tak Mampu Lawan Dahsyatnya Arus Rip

BITVonline.com - Jumat, 31 Januari 2025 10:50 WIB
7 view
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SURABAYA- Dosen Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr. Ir. Wahyudi, M.Sc mengingatkan masyarakat tentang bahaya arus rip current yang kerap terjadi di pantai-pantai Indonesia. Peringatan ini disampaikan setelah insiden tragis yang menewaskan tiga siswa SMPN Kota Mojokerto di Pantai Drini, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025) lalu.

Menurut Wahyudi, arus rip current dapat bergerak dengan kecepatan 0,85 hingga 1 meter per detik, cukup kuat untuk menyeret perenang berpengalaman sekalipun. Arus ini tidak hanya sekadar aliran balik ke tengah laut, tetapi juga membawa sedimen dari sekitar pantai ke perairan dalam. Hal ini menyebabkan area yang sering mengalami arus rip tampak lebih tenang dan berwarna gelap karena telah terbentuk palung laut.”Saking cepatnya arus tersebut, bahkan juara renang olimpiade sekalipun tidak akan kuat melawan arus rip,” ujar Wahyudi dalam keterangan tertulis, Jumat (31/1/2025).

Sebagai dosen yang mengajar mata kuliah Oceanografi, Wahyudi menegaskan bahwa arus rip current tidak dapat dihilangkan secara permanen, tetapi bisa dihindari dengan pemahaman yang tepat.”Arus rip dapat menjadi ancaman bagi pengunjung pantai. Arus tersebut tidak bisa dihilangkan, tapi bisa dihindari,” ujarnya.

Baca Juga:

Arus rip terjadi ketika gelombang laut yang mendekati pantai pecah dan berubah menjadi aliran air yang dibelokkan oleh garis pantai ke daerah dengan energi lebih rendah. Fenomena ini sering ditemukan di pantai yang berbentuk teluk atau memiliki tepi tanjung, di mana energi arus rip cenderung lebih kuat.Wahyudi menjelaskan bahwa arus rip memiliki potensi besar untuk terjadi di seluruh pantai selatan Jawa karena wilayah ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Gelombang yang datang dari samudra lepas cenderung lebih tinggi dan tidak dapat diprediksi dengan pasti.

“Memang tampak tidak berbuih dan tenang, tapi justru itu yang menjadi ciri adanya arus rip di dalamnya,” kata Wahyudi.Ia menambahkan bahwa arus rip tidak hanya terjadi pada musim tertentu dan sulit diprediksi frekuensinya dalam sehari. Namun, pengunjung pantai perlu lebih waspada ketika berada di daerah pantai berteluk atau di sekitar tepi tanjung, karena kekuatan arus rip di lokasi tersebut lebih besar dan dapat menghanyutkan manusia ke tengah laut dalam waktu singkat.

Baca Juga:

Sebagai langkah mitigasi, Wahyudi menyarankan agar masyarakat lebih waspada terhadap tanda-tanda arus rip, seperti area air yang tampak lebih gelap, tidak berbuih, dan memiliki pergerakan arus yang tidak biasa. Jika terseret oleh arus rip, ia menyarankan agar korban tidak berenang melawan arus, tetapi mencoba berenang sejajar dengan garis pantai hingga keluar dari zona arus. (kmps)(JOHANSIRAIT)

beritaTerkait
Penulis Muda UMSU Press Julpan Siregar S.Pd  Bedah Buku Kerjasama Gramedia
Gus Yahya: "Lebih Separuh Indonesia Ini NU, Jangan Biarkan Identitas Agama Menjadi Identitas Politik"
Korban Penipuan Arisan di Medan Kecewa dengan Kinerja Polrestabes, Kasus Mandek Setelah Lima Tahun
Mengapa Sepatu Lari Berwarna-Warni? Inilah Alasan di Balik Desain yang Menarik
Pesawat Latih Cessna 172 SP Jatuh di Pantai Muncar Banyuwangi, Dua Awak Selamat
Fasilitas Isi Ulang Air Minum Gratis di Dekat Stasiun MRT Jadi Tempat Sampah, MRT Jakarta Buka Suara
komentar
beritaTerbaru