DAIRI -Hujan deras yang melanda kawasan perbatasan Kabupaten Karo dan Dairi pada Selasa (8/4/2025) mengakibatkan banjir dan genangan air di sejumlah titik, termasuk akses jalan antar desa di Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dairi segera turun ke lapangan untuk melakukan survei pasca bencana pada Rabu (9/4/2025).
Kepala BPBD Dairi, Hotmaida Dina Uli Butarbutar, memastikan bahwa pihaknya terus memantau situasi dengan berkoordinasi bersama camat setempat.
Ia juga menyatakan siap memberikan bantuan logistik dan melakukan intervensi darurat jika diperlukan.
"Pagi ini tim BPBD sudah kelapangan untuk melakukan survei. Kami akan mengambil tindakan apabila ada kebutuhan mendesak dari warga, seperti bantuan logistik atau penanganan darurat," ujar Hotmaida.
Meski banjir utama terjadi di Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo, dampaknya turut dirasakan di Kabupaten Dairi.
Beberapa desa di Kecamatan Tanah Pinem, seperti Lau Njuhar, Mangan Mulih, dan Alur Subur, terhambat akses jalannya akibat banjir.
Camat Tanah Pinem, Jhonatan Ginting, menginformasikan bahwa banjir berasal dari wilayah Kutari, Kecamatan Lau Baleng.
Dampak banjir tersebut mengganggu akses dan fasilitas di wilayahnya.
"Kantor camat juga terkena dampak banjir. Saat ini, kami masih kesulitan mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai desa-desa lain karena listrik padam dan jaringan komunikasi terganggu," kata Jhonatan.
Selain itu, Manajer ULP PLN Sidikalang, Wira Perdana Siagian, melaporkan bahwa longsor di Kuta Buluh menyebabkan tiang listrik tumbang, yang memperburuk situasi dengan pemadaman listrik di beberapa wilayah.
Perbaikan sedang dilakukan meskipun medan yang sulit memperlambat prosesnya.
Seorang warga, yang enggan disebutkan namanya, melaporkan bahwa sekitar 200 orang terjebak akibat luapan air di perbatasan Desa Lau Njuhar dan Liang Jering.
Mereka kemungkinan akan bermalam di lokasi hingga air surut.*