Erupsi kali ini menyemburkan kolom abu vulkanik setinggi 500 meter dari puncak gunung yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Agam.
Terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 2,3 mm dan durasi 33 detik, erupsi ini menghasilkan kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal yang mengarah ke timur.
Erupsi ini merupakan yang kedua kalinya dalam beberapa hari terakhir, setelah sebelumnya pada Kamis (3/4/2025) Gunung Marapi juga mengalami erupsi yang menyemburkan abu setinggi 400 meter.
Saat ini, status Gunung Marapi ditetapkan pada Level II atau waspada. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak mendekati gunung dan beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah.
Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Teguh Purnomo, mengingatkan warga yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat musim hujan.
"Selain itu, kami juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker jika terjadi hujan abu, karena abu vulkanik dapat membahayakan kesehatan," tambah Teguh.
Bencana yang Terjadi Sebelumnya
Gunung Marapi pernah mengalami erupsi besar pada 3 Desember 2023 yang mengakibatkan tewasnya 23 pendaki yang berada di puncak.
Sejak itu, gunung ini terus mengalami aktivitas erupsi, termasuk lontaran abu vulkanik yang berpotensi membahayakan warga sekitar.
Tak hanya erupsi, bencana lain yang ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Marapi adalah banjir lahar yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024), yang menewaskan 60 warga di Tanah Datar, Agam, dan Padang Pariaman.