BREAKING NEWS
Jumat, 18 April 2025

Pesawat Cathay Pacific 880 ‘Kembali ke Masa Lalu’ di Tahun Baru 2025

BITVonline.com - Jumat, 10 Januari 2025 12:36 WIB
35 view
Pesawat Cathay Pacific 880 ‘Kembali ke Masa Lalu’ di Tahun Baru 2025
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jakarta – Fenomena unik dialami penumpang pesawat Cathay Pacific Penerbangan 880 pada pergantian tahun 2025. Pesawat ini terbang melintasi perbedaan waktu antarnegara, sehingga lepas landas di tahun 2025 dan mendarat di tujuan pada tahun 2024.

Penerbangan tersebut berangkat dari Hong Kong tepat tengah malam, setelah kalender berganti menjadi 1 Januari 2025, dan menuju Bandara Internasional Los Angeles (LA). Selama penerbangan trans-Pasifik yang berlangsung 14 jam, pesawat melintasi sembilan zona waktu dan garis tanggal internasional. Pesawat mendarat di LA sekitar pukul 22.00 pada 31 Desember 2024, sebagaimana dilaporkan oleh Daily Mail.

Meskipun waktu lokal menunjukkan pesawat tiba pada 2024, waktu di Hong Kong sudah memasuki pukul 14.00 pada 1 Januari 2025. Fenomena ini menjadi pengalaman tak biasa bagi penumpang yang secara teknis “kembali ke masa lalu.”

Baca Juga:

Menurut Time and Date, negara pertama yang merayakan tahun baru adalah Kiribati di Oseania, diikuti oleh Selandia Baru dan Australia. Sementara itu, Amerika Serikat menjadi salah satu wilayah terakhir. Pulau Baker dan Howland bahkan baru merayakan tahun baru ketika waktu di Jakarta sudah pukul 19.00 WIB pada 1 Januari 2025.

(christie)

Baca Juga:
Tags
beritaTerkait
Misteri Mayat Pria di Kali Angke: Polisi Temukan Banyak Identitas, Termasuk WNA
WAMI: Tempat Hiburan Malam di Medan Terancam Proses Hukum Jika Tak Bayar Royalti Musik
Bupati Madina Perintahkan 12 Camat Tutup Tambang Emas Ilegal: Ancaman Serius Bagi Lingkungan
Bejat! Ustaz Ponpes di Tulungagung Cabuli 7 Santri, Modusnya Disertai Ancaman
Kasus Ridwan Kamil-Lisa Mariana Memanas, Pria Bernama Revelino Ngaku Ayah Biologis Anak CA
Bahlil Usul ke Prabowo Tambah Impor Minyak-LPG dari AS Rp168 Triliun
komentar
beritaTerbaru