Selanjutnya, BMKG mencermati dinamika atmosfer dengan perubahan cuaca akibat fenomena atmosfer. Posisi MJO (Madden-Julian Oscillation) di Kuadran 4 (Maritime Continent) diyakini berkontribusi pada pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Pola angin Baratan (Monsoon Asia) yang bertiup dari arah Barat Daya-Barat Laut memengaruhi wilayah Jawa dan DIY, memicu pembentukan pola angin konvergensi. Hal ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sepanjang Jawa dan DIY.
Tekanan rendah di Samudera Hindia Barat Daya Bengkulu dan Australia juga diyakini memicu pembentukan pola angin konvergensi di sepanjang Jawa, termasuk DIY. Dengan kecepatan berkisar 20-40 km/jam, angin ini menjadi penyebab potensial pertumbuhan awan hujan. Perubahan cuaca ini menunjukkan kompleksitas dinamika atmosfer dan pentingnya pemantauan terus-menerus untuk mengantisipasi potensi dampaknya.