KUPANG – Fatululi Absalom Leksodat, seorang penjahit yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengungkapkan kesulitan ekonominya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, termasuk membayar biaya pendidikan anaknya yang masih duduk di bangku SMA. Dalam percakapan di Lapangan Sitarda Lasiana, Kota Kupang, pada Rabu, 31/1/2024, Fatululi menceritakan bahwa ia bahkan menunggak uang SPP anaknya karena sulitnya mencari penghasilan yang cukup.
Fatululi mengeluhkan sepinya pelanggan yang menggunakan jasanya sebagai penjahit, yang menjadi penyebab utama kondisi keuangan yang sulit. “Saya sebagai penjahit, kadang sepi. Artinya, pemasukan kurang. Sekarang ini kondisinya sulit, mau dapat uang saja susah,” ungkapnya dengan nada kesedihan. Ia menekankan betapa sulitnya bagi dirinya untuk membiayai pendidikan anak-anaknya di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil.