Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung
Jakarta – Center of Economic and Law Studies (CELIOS) baru saja merilis hasil Diseminasi Laporan Makan Bergizi Gratis (MBG) seri ke-2 dengan judul ‘Rencana Pemerintah VS Keinginan Masyarakat’, yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan. Dalam survei ini, masyarakat menyoroti beberapa hal penting terkait pelaksanaan program unggulan yang dijalankan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Peneliti CELIOS, Jaya Darmawan, menjelaskan bahwa 83% responden menilai bahwa program MBG sebaiknya dibiayai melalui anggaran pemerintah, dengan 79% masyarakat menolak penggunaan pinjaman luar negeri untuk mendanai program tersebut. Masyarakat lebih mendukung sumber pendanaan yang berasal dari kebijakan fiskal domestik yang tidak membebani keuangan negara di masa depan.
“Anggaran yang besar dan terus bertambah dari MBG harus didanai melalui sumber pendanaan yang tidak berisiko dan tidak mengganggu program prioritas lainnya. Kami mengingatkan agar anggaran tidak diambil dari dana perlinsos, dana pendidikan, atau anggaran di daerah yang memiliki dampak signifikan terhadap pembangunan manusia secara merata,” kata Jaya dalam keterangannya, Senin (27/1/2025).
Baca Juga:
Jaya juga menyarankan pemerintah untuk memanfaatkan kebijakan fiskal progresif seperti pajak kekayaan dan pajak sektor ekstraktif, serta melakukan realokasi anggaran yang tidak efektif seperti Dana Bagi Hasil SDA dan anggaran ketertiban dan keamanan. Lebih lanjut, hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat juga mempertimbangkan alternatif bantuan sosial selain MBG, seperti program subsidi uang (20%) dan peningkatan kualitas pendidikan (13,8%).
Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendekatan holistik yang mencakup pemberdayaan ekonomi dan pendidikan. Survei ini juga mengungkap bahwa MBG dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan popularitas pasangan Prabowo-Gibran, dengan 82% responden menyatakan dukungan mereka karena janji program makan bergizi gratis.
Baca Juga:
Selain itu, 92% keluarga di Indonesia mengaku masih menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan bergizi untuk anak-anak mereka. Peneliti CELIOS, Galau D Muhammad, juga menyoroti bahwa masyarakat lebih memprioritaskan penyediaan makanan olahan sehat dan daging dibandingkan dengan susu dalam konteks kebutuhan gizi anak-anak.
Sebanyak 43% responden menilai makanan olahan sehat sebagai komoditas yang paling dibutuhkan, menandakan kesadaran akan pentingnya makanan yang bergizi dan aman dikonsumsi. Selain itu, survei menunjukkan bahwa kualitas makanan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan MBG, dengan 40% responden menilai kualitas makanan yang baik sangat penting.
Survei ini juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat menginginkan pelaksanaan program MBG dilakukan secara bertahap. Sebanyak 69% responden menyatakan bahwa program ini perlu diterapkan secara bertahap untuk memastikan efektivitasnya. “Keberhasilan program ini juga sangat bergantung pada partisipasi komunitas dan pengelolaan yang kolaboratif. Pendekatan multistakeholder dianggap penting untuk mengurangi risiko penyimpangan serta meningkatkan transparansi dan efisiensi,” ujar Galau.(dtk)
(christie)
beritaTerkait
komentar