ALEPPO, SURIAH – Ketegangan di Suriah kembali meningkat setelah pemberontak antipemerintah menguasai sebagian besar kota Aleppo, yang menjadi titik penting dalam pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok oposisi. Dalam perkembangan terbaru, serangan udara Rusia kembali mengguncang kota tersebut, menandai eskalasi signifikan dalam pertempuran yang telah berlangsung sejak 2016.
Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), kelompok pemantau perang yang berbasis di Inggris, pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutunya berhasil melancarkan serangan kilat yang membuat mereka menguasai sebagian besar kota dan sejumlah fasilitas penting, termasuk pusat pemerintahan dan penjara di Aleppo. HTS sendiri merupakan sebuah aliansi militan yang sebelumnya merupakan cabang Al-Qaeda di Suriah, yang kini menguasai wilayah besar di Idlib dan sebagian provinsi tetangga seperti Aleppo, Hama, dan Latakia.
Sejak Rabu lalu, pemberontak tersebut telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh kekuatan militer Rusia dan Iran. Gencatan senjata yang rapuh yang diterapkan di Lebanon, antara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran, juga terjadi pada hari yang sama. Konflik antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung sengit selama dua bulan terakhir, menambah ketegangan di kawasan tersebut.