Data dari Kementerian Pendidikan menunjukkan ada sekitar 1,6 juta guru yang belum tersertifikasi. Andreas menganggap bahwa ketimpangan dalam kualitas guru sangat memengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan. “Rendahnya sertifikasi dan hasil uji kompetensi guru menunjukkan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan,” tegasnya.
Tak hanya itu, Andreas juga mengkritisi rendahnya serapan anggaran pendidikan yang terjadi tahun lalu, serta dampak negatif dari kurikulum yang masih dalam transisi akibat pandemi. “Kami melihat bahwa semua ini berdampak pada kualitas layanan pendidikan yang diterima oleh siswa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Andreas menyoroti pentingnya kerjasama dengan universitas dan lembaga pendidikan tinggi untuk merancang program pelatihan guru yang lebih komprehensif. Ia berpendapat bahwa dengan memperkuat kualitas pengajaran, maka performa belajar siswa juga akan meningkat. “Jika pengajarnya berkualitas, generasi penerus bangsa kita akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan,” imbuhnya.