Pada Rabu pagi (13/11/2024), Trump mengadakan pertemuan dengan sekutu-sekutu partainya di Capitol Hill. Di ruang penuh anggota parlemen yang setia, Trump mengungkapkan keyakinannya untuk maju dalam pilpres 2024. “Saya menduga saya tidak akan mencalonkan diri lagi kecuali Anda berkata, ‘Dia hebat, kita harus memikirkan hal lain’,” ujar Trump disambut tawa riuh para anggota DPR.
Dalam kesempatan tersebut, Trump juga menegaskan bahwa ia berencana untuk menunjuk loyalisnya, Matt Gaetz, sebagai calon Jaksa Agung Amerika Serikat. Keputusan ini berpotensi menjadi langkah strategis Trump untuk memperkuat kontrol atas lembaga-lembaga hukum AS yang selama ini dianggap sebagai penghalang dalam agenda politiknya.
Kemenangan Partai Republik di Kongres juga bertepatan dengan dominasi konservatif di Mahkamah Agung AS. Setelah berhasil menunjuk tiga hakim konservatif selama masa jabatannya, Trump kini memiliki kendali penuh atas pengadilan tertinggi di AS. Dominasi ini dipandang sebagai faktor kunci yang akan mendukung kebijakan-kebijakan konservatifnya ke depan, termasuk terkait hak-hak sosial dan isu-isu penting lainnya yang sering diperdebatkan di pengadilan.
Kendali penuh atas Kongres oleh Partai Republik memberikan Trump kesempatan langka untuk mewujudkan kebijakannya tanpa banyak hambatan. Dengan mayoritas di kedua kamar, Trump dapat mengajukan legislasi yang lebih radikal, termasuk terkait pajak, perdagangan, dan kebijakan luar negeri. Namun, tantangan terbesar bagi Partai Republik ke depan adalah mempertahankan koalisi yang solid di Kongres dan menghadapi oposisi dari Demokrat yang sudah siap melawan kebijakan-kebijakan yang mereka anggap kontroversial.