PARIS -Pekan lalu, dunia olahraga menyaksikan momen yang spektakuler ketika atlet panjat tali asal Prancis, Anouk Garnier, berhasil mencatatkan namanya dalam buku rekor dunia. Dengan penuh keberanian dan ketangguhan, wanita berusia 34 tahun ini menaklukkan Menara Eiffel, salah satu simbol ikonik Kota Paris, dengan menggunakan tali dalam waktu yang sangat mengesankan, di bawah 20 menit.
Menurut laporan dari AFP, Anouk Garnier berhasil memanjat bagian tengah Menara Eiffel yang mencapai ketinggian 100 meter. Dengan kecepatan yang luar biasa, ia berhasil mencapai lantai dua Menara Eiffel hanya dalam waktu 18 menit, dua menit lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Prestasi gemilang ini tidak hanya mengalahkan dua rekor dunia sebelumnya, tetapi juga menggambarkan dedikasi serta ketekunan seorang atlet yang memiliki keyakinan tinggi.
“Sungguh luar biasa. Jika ada satu hal yang tidak pernah saya ragukan, itu adalah keyakinan bahwa saya akan mampu melakukannya,” ucap Anouk Garnier, pemegang titel juara dunia obstacle course, dengan rasa bangga yang terpancar dari setiap kata yang diucapkannya.
Meskipun persiapan untuk aksi ekstrem ini telah dilakukan selama satu tahun, Anouk mengakui bahwa prosesnya tidaklah mudah. Berbagai tantangan seperti cuaca buruk hingga koordinasi dengan pihak terkait menjadi ujian sebelum mencapai prestasi gemilang ini.
Motivasi Anouk untuk mencapai puncak Menara Eiffel dipicu oleh rekor dunia seorang atlet perempuan asal Denmark, Ide Mathilde Steensgaard, yang memanjat Copenhagen Opera House hingga ketinggian 26 meter. “Saya mengatakan kepada diri saya sendiri, ‘26 meter itu tidak terlalu tinggi. Kalau saya, apa monumen yang bisa saya panjat?’” ucap Anouk, mengungkapkan semangatnya yang tak terbatas.
Selain mengalahkan rekor Ide Mathilde Steensgaard, Anouk Garnier juga berhasil melampaui rekor seorang atlet laki-laki asal Afrika Selatan, Thomas Van Tonder, yang mencapai ketinggian 90 meter dalam panjat tali.
Namun, aksi panjat tali ini tidak hanya sekadar pencapaian pribadi bagi Anouk Garnier. Ia juga menggunakan momen ini untuk menggalang dana bagi League Against Cancer, yayasan yang berfokus pada pencegahan kanker dan bantuan untuk pasien. Isu kanker menjadi sangat dekat di hati Anouk, mengingat ibundanya sendiri merupakan pengidap kanker. “Saya melihat ibu saya berjuang dengan keras, dan saya ingin memberikan sumbangsih saya,” ucapnya dengan penuh kepedulian.
Setelah meraih prestasi luar biasa ini, Anouk mengungkapkan rencananya untuk beristirahat sementara waktu, namun tetap menjalani olahraga ekstrem yang telah menjadi bagian dari hidupnya. Kita dapat mengharapkan melihatnya sebagai pembawa Obor Olimpiade di pesta olahraga dunia Olimpiade 2024 yang akan digelar di Prancis pada musim panas mendatang, menandakan bahwa semangat juang dan prestasi luar biasa Anouk Garnier terus bersinar di panggung internasional.
(N/014)
Atlet Perempuan Prancis Panjat Menara Eiffel Pakai Tali, Pecahkan Rekor Dunia