BREAKING NEWS
Rabu, 23 April 2025

Selamat Jalan Bapak Kemanusiaan

Redaksi - Rabu, 23 April 2025 07:35 WIB
55 view
Selamat Jalan Bapak Kemanusiaan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Oleh:Nasaruddin Umar

PAGI itu betul-betul mengesankan. Sekitar pukul 09.00 WIB, di kantor saya menerima tamu dari Vatikan yang membawa surat undangan untuk menghadiri konferensi yang akan diadakan di Vatikan pada September tahun ini. Saya menanyakan kesehatan Paus, ia menjawab getting better, sudah keluar dari rumah sakit dan sudah mulai muncul di ruang publik. Saya mengatakan mudah-mudahan kita masih berjumpa lagi sebegaimana perjumpaan di Masjid Istiqlal pada September tahun lalu.

Alangkah kagetnya saya setelah pukul dua siang mendengar kabar Paus Fransiskus wafat. Saya langsung mengecek ke teman-teman di Katedral Jakarta dan mereka menjawab berita itu benar. Saya langsung mengirim ucapan belasungkawa ke teman-teman di Vatikan.

Baca Juga:

Di dalam surat undangan yang saya terima, saya betul-betul diharapkan datang memenuhi undangan itu karena salah satu pokok bahasan yang akan dibicarakan ialah poin keempat dari Deklarasi Istiqlal tentang penggunaan bahasa agama di dalam melestarikan lingkungan alam semesta. Selama ini bahasa yang digunakan untuk melestarikan lingkungan dan merawat bumi lebih banyak memakai bahasa politik, birokrasi, atau bahasa hukum.

Tanpa menafikan efektivitasnya, ternyata kenyataan lingkungan hidup kita sedang terkuras habis-habisan. Kami berpendapat sama bahwa tidak cukup hanya menggunakan bahasa formal birokrasi. Diperlukan bahasa agama yang mempu menyentuh batin setiap umat beragama untuk menyadari pentingnya memelihara dan melestarikan alam. Jika tidak maka proses kiamat dunia lebih awal sulit dihindari.

Baca Juga:

Kunjungan Paus Fransiskus sebagai pemimpin tertinggi agama Katolik dunia yang berkedudukan di Vatikan ke Indonesia pada 3-6 September 2024 memiliki arti penting. Di antara objek kunjungannya ialah menghadiri dialog antarumat beragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, sebagai salah satu masjid terbesar di dunia di negeri yang juga berpenduduk muslim terbesar di dunia. Diharapkan, kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal bisa memberikan penguatan diplomasi agama (religious diplomacy) yang sama-sama menjadi obsesi kedua institusi ini.

Diplomasi agama adalah sebuah pendekatan dalam diplomasi yang melibatkan pemanfaatan agama, nilai-nilai dan bahasa agama, serta komunitas keagamaan untuk mencapai tujuan-tujuan diplomatik dan politik. Diplomasi ini berfokus pada membangun hubungan antarnegara dan antarbangsa dengan menggunakan elemen-elemen agama sebagai sarana untuk menciptakan pemahaman, kerja sama, dan perdamaian dunia yang lebih konstruktif.

Vatikan sebagai pusat gereja Katolik sudah lama terlibat dalam kegiatan religious diplomacy, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan perdamaian, kemiskinan, dan hak asasi manusia. Di antara contohnya ialah pertemuan bersejarah Paus Fransiskus dan Grand Syekh Al-Azhar, Ahmad al-Tayyeb, di Abu Dhabi pada Februari 2019. Kedua tokoh itu telah memainkan peran penting dalam mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian global.

Kolaborasi mereka menjadi simbol penting dari upaya membangun jembatan antara komunitas Katolik dan Islam, serta memperkuat nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan penghormatan antaragama. Keduanya menandatangani 'Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama'.

Meskipun punya perbedaan teologis, kedua tokoh itu berkolaborasi mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian sebagai dasar kuat untuk kerja sama dan persatuan antaragama. Upaya mereka tidak hanya penting untuk hubungan Islam-Kristen, tetapi juga demi membangun dunia yang lebih damai dan inklusif bagi semua orang.

Masjid Istiqlal sebagai masjid negara di negeri yang berpenduduk muslim terbesar di dunia dan merupakan salah satu masjid terbesar di dunia yang dapat menampung lebih dari 250.000 jemaah, juga sudah lama mengembangkan konsep toleransi antarumat beragama. Salah satu program rutin Masjid Istiqlal ialah menyelenggarakan apa yang disebut dengan Diplomatic Gathering, yakni mengundang para duta besar negara-negara sahabat untuk berdialog melibatkan tokoh-tokoh agama dan nilai-nilai agama di dalam upaya menyelesaikan persoalan internasional dan bilateral dengan menggunakan bahasa agama (religious language).

Meskipun Paus Fransiskus sudah wafat, pesan-pesan global-universalnya akan selalu hidup di dalam hati dan pikiran kita. Kita berharap semoga sosok yang nanti terpilih untuk menggantikannya akan terus menampilkan kesejukan, kedamaian, dan keluhuran sehingga dunia kemanusiaan kita akan semakin damai, rukun, dan penuh ketulusan. Selamat jalan, Sahabatku. Semoga engkau menemukan kasih Tuhan sebagaimana yang dicita-citakan.*(mediaindonesia.com)

*)Menteri Agama; Imam Besar Masjid Istiqlal

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Jokowi hingga Natalius Pigai Diutus Prabowo ke Vatikan, Wakili Indonesia Berduka
Pengadaan Alsintan Distanbun Batu Bara Disorot, Rumban Sumut Siap Bongkar Dugaan Penyimpangan Aset
Menlu Sugiono Kunjungi Kedubes Vatikan, Sampaikan Belasungkawa atas Wafatnya Paus Fransiskus
Umat Katolik Surabaya Gelar Misa Arwah untuk Paus Fransiskus di Katedral HKY
Donald Trump Umumkan Rencana Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Roma
Vatikan Siapkan Pemakaman Paus Fransiskus, Dimakamkan di Tempat Favoritnya
komentar
beritaTerbaru