
Kesiapan Perum BULOG Kanwil Sumut Menjelang Idul Fitri
MEDAN Perum BULOG Kanwil Sumut menyatakan kesiapannya menjelang Idul Fitri. Dengan memastikan kondisi stok dan pasokan beras aman dan cuku
EkonomiOleh:Susan Sovia
BULAN Ramadan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga momentum refleksi untuk meningkatkan kualitas diri. Puasa, sebagai salah satu Rukun Islam, memiliki tujuan utama mendekatkan diri kepada Allah serta melatih pengendalian diri dalam mengelola hawa nafsu (Melani, Ali, 2023). Lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga, puasa adalah sarana pendidikan spiritual, moral, dan sosial yang dapat membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik.
Secara spiritual, umat Islam didorong untuk meningkatkan ibadah seperti salat Tarawih, membaca Al-Qur'an, serta beriktikaf di 10 malam terakhir sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah. Dari aspek moral, Ramadan menjadi kesempatan untuk melatih disiplin, kesabaran, dan memperbanyak amal kebaikan. Adapun dalam konteks sosial, bulan suci ini menumbuhkan empati dan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang hidup dalam kondisi kurang beruntung.
Baca Juga:
Karena itu, nilai-nilai Ramadan tidak hanya berfungsi dalam lingkup ibadah individu, tetapi juga dapat diintegrasikan dalam pendidikan untuk membentuk kesadaran akan keadilan sosial. Sekolah memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai itu melalui pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis terhadap realitas sosial, juga memahami berbagai bentuk ketidakadilan yang masih terjadi di masyarakat.
PENDIDIKAN KESADARAN AKAN KETIDAKADILAN
Baca Juga:
Meskipun Ramadan sering dikaitkan dengan semangat kebersamaan dan kepedulian, ketimpangan sosial tetap nyata terlihat. Kesenjangan ekonomi, eksploitasi pekerja, meningkatnya beban kerja domestik bagi perempuan, serta ketidakadilan dalam akses kesehatan adalah beberapa contoh yang masih terjadi di bulan suci ini. Misalnya, kenaikan harga kebutuhan pokok membuat masyarakat berpenghasilan rendah semakin kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Di sisi lain, kelompok masyarakat yang lebih mampu menikmati hidangan berbuka yang berlimpah bahkan berujung pada pemborosan makanan.
Ketimpangan gender juga menjadi isu penting. Perempuan sering kali dibebani tanggung jawab domestik yang lebih besar selama Ramadan karena stereotipe gender yang menganggap mereka harus memenuhi peran sebagai istri dan ibu yang sempurna. Beban ini semakin berat ketika tidak ada kesadaran akan perlunya pembagian tugas yang adil dalam keluarga.
Menurut Michael Walzer, sebagaimana dikutip Yulianus Evantus Hamat dkk (2024), ketidakadilan terjadi ketika distribusi sumber daya tidak merata dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, dan budaya. Di sisi lain, Amartya Sen (dalam Yulianus Evantus Hamat dkk, 2024) menekankan bahwa ketidakadilan muncul ketika individu tidak memiliki akses yang memadai untuk mencapai kesejahteraan dan menjalani kehidupan yang mereka pilih. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu membangun pemahaman kritis terhadap berbagai bentuk ketidakadilan agar siswa dapat meresponsnya dengan tindakan nyata.
Paulo Freire (1972) dalam Pedagogy of the Oppressed menyatakan bahwa pendidikan tidak sekadar transfer ilmu, tetapi juga alat untuk membebaskan individu dari penindasan. Pendidikan yang membangun critical consciousness atau kesadaran kritis akan membantu siswa mengenali ketidakadilan, memahami dampaknya, dan mendorong mereka untuk mengambil peran aktif dalam memperjuangkan keadilan sosial.
INTEGRASI NILAI-NILAI RAMADAN DALAM PENDIDIKAN
Spirit Ramadan mengajarkan bahwa kesejahteraan tidak hanya milik sekelompok orang, tetapi juga hak setiap individu yang harus dijaga. Islam menegaskan pentingnya keadilan sosial, seperti yang tertuang dalam QS An-Nahl: 90, bahwa keadilan bukan sekadar konsep, melainkan juga perintah Ilahi yang harus diwujudkan dalam kehidupan nyata. Ramadan seharusnya menjadi ajang untuk menumbuhkan kepedulian sosial, menanamkan empati, serta mendorong aksi nyata dalam membantu mereka yang mengalami ketidakadilan.
Pendidikan kesadaran akan ketidakadilan dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dengan berbagai cara. Guru dapat mengajak siswa berdiskusi tentang isu-isu sosial seperti kemiskinan, diskriminasi, dan ketimpangan akses pendidikan. Selain itu, proyek sosial seperti community service selama Ramadan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk terlibat langsung dalam membantu masyarakat yang kurang beruntung. Di Sekolah Sukma Bangsa, misalnya, program ini telah menjadi agenda tahunan yang bertujuan menanamkan empati dan rasa tanggung jawab sosial di kalangan siswa.
MEDAN Perum BULOG Kanwil Sumut menyatakan kesiapannya menjelang Idul Fitri. Dengan memastikan kondisi stok dan pasokan beras aman dan cuku
EkonomiJAKBAR Kebakaran yang melanda belasan rumah semi permanen di kawasan Grogol, Jakarta Barat, telah berhasil dilokalisir setelah upaya pemada
PeristiwaSUMUT Sebuah mobil yang membawa satu keluarga mengalami kecelakaan tunggal di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut), pada Senin mala
PeristiwaBEKASI Polres Metro Bekasi berhasil mengamankan seorang pelaku yang diduga membuat dan mengedarkan uang palsu (upal) di wilayah Kabupaten
Hukum dan KriminalJAKBAR Sebuah kebakaran besar melanda rumah tinggal yang terletak di kawasan pemukiman warga di Jalan Makaliwe, Kecamatan Grogol Petamburan
PeristiwaBITVONLINE.COM Berbuka puasa adalah momen yang sangat ditunggutunggu setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Untuk melepas dahaga, bany
KesehatanJAKARTA Suporter Timnas Indonesia yang berada di luar Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, bersorak sorai setelah Ole Romeny ber
OlahragaMEDAN Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, punya cara tersendiri untuk membahagiakan anakanak yatim di kota yang dipimpinnya. Pada S
PemerintahanJAKARTA Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Taeyong (STY), berharap agar Indonesia dapat meraih hasil yang lebih baik dalam laga melawan
OlahragaDAIRI Bupati Dairi Vickner Sinaga melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Sumbul, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, pada Selasa (25/3
Pemerintahan