BALI - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa pendirian Garuda Academy bertujuan untuk mencetak generasi baru yang memiliki kompetensi dalam manajemen sepak bola Indonesia, bukan hanya sekadar menjadi tempat pelatihan teknik bermain bola seperti Sekolah Sepak Bola (SSB).
"Garuda Academy bukan akademi yang berfokus pada latihan teknik bermain bola, tetapi lebih pada pembentukan manajemen sepak bola yang profesional," ujar Erick di Bali United Training Center, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Jumat (18/4/2025).
Erick menjelaskan bahwa penguatan sumber daya manusia (SDM) di bidang manajerial sangat penting, terutama dalam membangun sistem organisasi sepak bola yang lebih baik di masa depan. Akademi ini dirancang untuk memberikan pelatihan dalam hal tata kelola dan pengelolaan organisasi olahraga, yang menjadi aspek kunci dalam perkembangan sepak bola Indonesia.
"Kami ingin menghasilkan pemimpin sepak bola yang tidak hanya jago di lapangan, tetapi juga memiliki kemampuan dalam mengelola dan mengatur organisasi sepak bola yang profesional," tambah Erick.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan tersebut, Garuda Academy bekerja sama secara strategis dengan FIFA dan AFC untuk memberikan pelatihan langsung kepada para peserta.
Erick menjelaskan bahwa proses seleksi peserta sangat ketat. Dimulai dengan 100 peserta, yang kemudian akan disaring oleh FIFA menjadi 80 orang, lalu dipilih lagi oleh AFC hingga akhirnya terpilih 30 orang terbaik yang akan mendapatkan kesempatan pendidikan lanjutan.
"Ini adalah peluang besar bagi anak-anak muda Indonesia untuk mempelajari manajemen sepak bola tingkat internasional dan memperluas jaringan mereka di dunia sepak bola global," kata Erick.
Garuda Academy merupakan bagian dari langkah besar PSSI untuk meningkatkan kualitas manajemen organisasi sepak bola Indonesia secara menyeluruh, tidak hanya dalam hal teknik permainan, tetapi juga dalam hal pengelolaan kompetisi dan organisasi olahraga.
Di sisi lain, Erick juga menyoroti bahwa di dalam struktur kepengurusan PSSI, sudah ada aturan yang membatasi masa jabatan para petinggi organisasi.
Berdasarkan Pasal 38 Statuta PSSI, masa kepemimpinan ketua umum, wakil ketua umum, serta anggota komite eksekutif hanya berlaku selama empat tahun dan dapat diperpanjang maksimal hingga tiga periode.
"Sekjen dan saya tidak bisa menjabat selamanya. Ada aturan baru yang membatasi jabatan ketua umum maksimal hanya tiga kali," tambahnya.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Garuda Academy diharapkan bisa melahirkan banyak profesional muda yang mampu mengelola dan mengembangkan sepak bola Indonesia di tingkat yang lebih tinggi.*