
Pastikan Zero Halinar, Kalapas Lapas Labuhan Ruku Pimpin Razia Kamar Hunian Warga Binaan
BATUBARA Dalam rangka upaya deteksi dini pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas
Nasional
JAKARTA –Nama Margono Djojohadikusumo, seorang bankir tersohor yang merupakan kakek dari Presiden Indonesia ke-8, Prabowo Subianto, masuk dalam daftar 16 nama yang diusulkan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Usulan ini disampaikan di tengah peringatan Hari Pahlawan 2024.
Margono Djojohadikusumo dikenal sebagai salah satu pionir dalam pembangunan ekonomi Indonesia pasca-kemerdekaan. Sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) pada 26 Januari 1946, ia menjadi tokoh penting dalam perjalanan ekonomi Indonesia yang baru merdeka. Di balik kesuksesannya, Margono memiliki latar belakang pendidikan yang sangat mumpuni, yang membantunya dalam menjalankan peran besar dalam sektor keuangan dan perekonomian Indonesia.
Baca Juga:
Margono lahir dari keluarga bangsawan dan mendapat kesempatan untuk belajar di sekolah-sekolah bergengsi pada masa kolonial. Ia menempuh pendidikan dasar di Europeesche Lagere School (ELS) pada tahun 1900 dan melanjutkan ke Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Magelang. Margono kemudian melanjutkan studi di Belanda, yang membentuk dasar pengetahuannya dalam bidang keuangan dan ekonomi.
Baca Juga:
Kariernya dimulai di Dinas Pengkreditan Rakyat, di mana ia menunjukkan kemampuan luar biasa hingga berhasil menempati posisi yang umumnya hanya diberikan kepada pejabat Belanda. Pada tahun 1937, ia bahkan dikirim ke Belanda untuk bekerja di Kementerian Urusan Jajahan, khususnya di bagian kesejahteraan, di mana ia mempelajari laporan-laporan terkait kebijakan Hindia Belanda.
Namun, saat Jepang menguasai Indonesia pada 1942, Margono pun beradaptasi dengan perubahan tersebut. Ia diminta untuk membantu pengaturan ekonomi, termasuk dalam sektor pangan dan pertanian. Dengan kecerdasannya, ia melakukan manipulasi data pertanian demi membantu kesejahteraan rakyat Indonesia yang sedang dijajah.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Margono kembali ke Jakarta dan bergabung dengan Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Ia dilantik sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan langsung mengusulkan pembentukan Bank Sentral Indonesia, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI) pada tahun 1946.
Usulannya untuk mendirikan bank sentral sangat penting dalam rangka menegakkan kedaulatan ekonomi Indonesia setelah merdeka. Pada masa itu, Indonesia sangat membutuhkan lembaga keuangan yang dapat mengatur sirkulasi uang dan memberikan stabilitas ekonomi di tengah berbagai tantangan pasca-kemerdekaan.
Margono menikah dengan Siti Katoemi Wirodihardjo pada tahun 1915 dan dikaruniai lima anak, salah satunya adalah Soemitro Djojohadikusumo, yang merupakan ayah dari Prabowo Subianto. Dengan demikian, Margono adalah kakek dari Prabowo, yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Indonesia.
Soemitro Djojohadikusumo, sebagai anak Margono, juga dikenal sebagai tokoh penting dalam dunia ekonomi Indonesia. Prabowo Subianto, yang berasal dari keluarga berpengaruh ini, terus melanjutkan jejak kepemimpinan keluarga Djojohadikusumo dalam berbagai sektor, termasuk politik dan pertahanan.
Usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Margono Djojohadikusumo mendapatkan dukungan luas, termasuk dari berbagai kalangan, karena peran besarnya dalam membangun ekonomi Indonesia yang merdeka. Dengan keberhasilan mendirikan BNI dan mengusulkan pembentukan bank sentral, Margono telah memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi negara.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan bahwa Margono adalah sosok yang layak diberi gelar Pahlawan Nasional karena jasa-jasanya dalam perjuangan ekonomi Indonesia, yang tak kalah pentingnya dengan perjuangan fisik merebut kemerdekaan.
Sebagai tokoh penting dalam sejarah ekonomi Indonesia, Margono Djojohadikusumo bukan hanya dikenang sebagai pendiri Bank Negara Indonesia, tetapi juga sebagai pionir yang memperjuangkan kedaulatan ekonomi bangsa di masa-masa awal kemerdekaan. Usulan gelar Pahlawan Nasional ini adalah bentuk pengakuan atas dedikasi dan pengorbanannya untuk Indonesia.
(N/014)
BATUBARA Dalam rangka upaya deteksi dini pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas
NasionalBATUBARA Kalapas Labuhan Ruku Soetopo Berutu didampingi Kasubsi Penghaker Amsah dan Staf KPLP Ferry Purba melakukan kunjungan, silaturah
NasionalBANDUNG Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta stafnya untuk mengalihfungsikan mobil dinas berjenis Mercedes Benz Sprinter menjadi ambula
NasionalBITVONLINE.COM Pemerintah Indonesia segera membuka kesempatan besar melalui Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) 2025 yang akan dimulai pada bulan
NasionalNUSA TENGGARA TIMUR Gunung Lewotobi Lakilaki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktiv
PeristiwaJAKARTA Di Indonesia, tipe kepribadian ISTP (Introverted, Sensing, Thinking, Perceiving) merupakan tipe yang paling langka berdasarkan d
Serba Serbi KehidupanJAKARTA Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan keterbatasan anggaran yang menghambat kemampuannya untuk menindaklanju
NasionalMAGELANG Sebanyak 47 kepala daerah belum menghadiri agenda retret yang diselenggarakan di Akademi Militer (Akmil), Lembah Tidar, Magelang,
NasionalJAKARTA Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa pihaknya telah memenuhi semua kewajiban terkait pemutusan kontrak pelatih Timnas In
Kesehatan dan OlahragaMERAUKE Sebuah gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 5,0 mengguncang Merauke, Papua, pada Sabtu (22/2/2025) pukul 21.16 WIB. BMKG melapo
Peristiwa