SURABAYA -Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Addin Jauharudin, menegaskan bahwa TNI dan Nahdlatul Ulama (NU), termasuk GP Ansor, merupakan dua kekuatan manunggal yang terus menjaga kedaulatan Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam gelar pasukan apel 20.000 kader Ansor se-Jawa Timur di Surabaya, Minggu (13/4/2025).
"Jika kita menengok peristiwa 10 November, kita akan menemukan dua kekuatan besar, yaitu TNI dan NU, termasuk GP Ansor, yang terus menjaga kedaulatan Indonesia. Dua kekuatan ini konsisten hingga kini dan akan terus menjaga masa depan Indonesia," ujar Addin.
Addin menambahkan bahwa GP Ansor secara kelembagaan merupakan bagian dari pasukan Hizbullah yang melalui Dekrit Presiden Soekarno pada Januari 1946, banyak kader Ansor yang mengisi jabatan militer, seperti Jenderal Monasir, Letjen Muchlas Rowi, Brigjen Sullam Syamsun, Kapten Hasyim Latief, hingga paman Gus Dur, Letnan Jusuf Hasyim.
"Jawa Timur adalah saksi sejarah heroisme GP Ansor, termasuk kelahirannya pada 1934 di Banyuwangi. Jika nanti ada Banser dengan seragamnya, anggap saja nostalgia sejarah semasa batalyon TRI Hizbullah," tambahnya.
Kedepannya, GP Ansor akan terus berkoordinasi dan memperkuat kerja sama dengan TNI melalui unit atau satuan Banser. Hal ini diharapkan menjadi potret kekuatan yang sangat menarik dan unggul karena bersatunya kekuatan sipil dan militer.
"Tidak ada padanan yang tepat dalam persatuan dua kekuatan ini. Sebagai bagian dari kekuatan sipil, kekuatan santri, dan TNI dari militer, ini akan membuat supremasi sipil semakin kuat dan aktif, asalkan kepentingan yang dibawa untuk sepenuhnya kepentingan Indonesia dan kesejahteraan rakyatnya," pungkasnya.*
(bs/J006)
Editor
: Justin Nova
GP Ansor: TNI dan NU Dua Kekuatan Manunggal Penjaga Kedaulatan Indonesia