BREAKING NEWS
Sabtu, 19 April 2025

Petani Garam di Indramayu Keluhkan Harga Rendah, Menteri Kelautan dan Perikanan Janji Telusuri Penyebabnya

BITVonline.com - Kamis, 26 Desember 2024 14:50 WIB
41 view
Petani Garam di Indramayu Keluhkan Harga Rendah, Menteri Kelautan dan Perikanan Janji Telusuri Penyebabnya
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Indramayu – Harga garam di pasaran, khususnya di Indramayu, Jawa Barat, terus mengundang keluhan dari petani. Harga garam yang hanya berkisar antara Rp 975/kg (K1), Rp 850/kg (K2), hingga Rp 750/kg (K3) membuat para petani merugi. Hal ini terjadi di tengah melonjaknya biaya produksi dan rendahnya serapan pasar.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan harapannya agar harga garam bisa lebih stabil ke depan. Trenggono menilai, untuk menjaga kestabilan harga, proses produksi garam harus diurutkan dengan baik, mulai dari kualitas hingga biaya produksi yang terukur.

“Kalau seluruhnya diurutkan dengan baik, prosesnya bagus, kualitasnya bagus, dan biaya produksinya juga terukur dengan baik, rasanya harga itu pasti akan terkontrol dengan baik,” kata Trenggono di Gudang Garam Nasional Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (26/12/2024).

Baca Juga:

Dia juga menjelaskan bahwa kenaikan harga garam dipengaruhi oleh masalah logistik dan pasokan. Saat ini, pihaknya sedang menelusuri lebih lanjut penyebab ketidakstabilan harga tersebut.

“Kalau misalnya soal logistik, maka logistik harus standar. Kalau misalnya soal kualitas, kualitas harus standar,” ungkap Trenggono.

Baca Juga:

Selain itu, Trenggono membuka peluang sinergi dengan Perum Bulog untuk melakukan penyerapan garam, serta mendorong koperasi garam untuk mendapatkan pendanaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ia juga berharap agar PT Garam dapat lebih maksimal dalam menangani garam konsumsi di pasar.

Sementara itu, anjloknya harga garam saat musim panen melimpah dan minimnya serapan pasar menjadi masalah klasik yang dihadapi petani garam di Kecamatan Pengarengan, Sampang. Tajus Sakki, seorang petani garam dan pelaku industri kecil menengah (IKM) garam konsumsi, mengungkapkan bahwa stok garam masih menumpuk akibat serapan yang minim.

“Stok garam masih banyak, tapi serapannya sedikit karena ada impor yang masih masuk. Harga garam juga rendah, petani enggan melepasnya,” kata Tajus Sakki, Rabu (18/12/2024).

Tajus berharap pemerintah segera merealisasikan rencana untuk menghentikan impor garam konsumsi, yang diharapkan bisa menjaga harga garam petani tetap stabil dan meningkatkan serapan pasar.

(Christie)

Tags
beritaTerkait
Menyerahkan Dokumen Pembahasan dan Klarifikasi kepada Kemensos RI, Bentuk Langkah Nyata Pemko Padangsidimpuan Wujudkan Sekolah Rakyat
Diduga Tak Hanya Satu Korban, Kasus Pelecehan Seksual Dokter AY di Malang Terus Bergulir
Keluarga Herlambang Gelar Aksi di Mabes Polri, Tuntut Klarifikasi atas SP3 Kasus Dugaan Penguasaan Tanah oleh PT Musim Mas
4 Tuntutan Eks Pemain Sirkus ke Taman Safari: Dari Bunker Penyiksaan hingga Ganti Rugi
Ratusan Korban EDCCash Kirim Karangan Bunga ke Rumah Prabowo, Desak Kasus Dituntaskan
"Mangan Banggal" Turut Meriahkan Perayaan Hari Jadi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ke-77
komentar
beritaTerbaru