RUSIA -Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengancam untuk melakukan “balas dendam” terhadap sanksi-sanksi besar-besaran yang diberlakukan oleh Barat. Pernyataan ini muncul setelah Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia menjelang peringatan dua tahun invasi Rusia di Ukraina dan setelah kematian pemimpin oposisi, Alexei Navalny. Sanksi tersebut, yang menyasar 500 target termasuk sistem kartu kredit Mir, merupakan respons atas kebijakan Rusia yang dianggap merugikan.
Medvedev, yang dikenal sebagai tokoh garis keras dalam serangan terhadap Ukraina, menyampaikan pesannya melalui media sosial, menuduh Barat melakukan tindakan yang merugikan warga Rusia demi keuntungan mereka sendiri. Dia menyebut Barat sebagai musuh dan meminta bangsa Rusia untuk membalas dendam dengan menciptakan kesulitan ekonomi bagi Barat serta menimbulkan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah Barat yang dianggap tidak kompeten.
Selain itu, Medvedev juga menyerukan untuk melakukan aktivitas yang tidak dapat dibahas secara publik di wilayah Barat. Pernyataan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan potensi eskalasi ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat. Keseluruhan, Medvedev menegaskan sikap keras Rusia dalam menanggapi sanksi-sanksi yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap kedaulatan dan kepentingan Rusia.