Di PT CPS lah Marsinah menunjukkan jiwa perjuangannya. Sebagai anggota Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), ia aktif memperjuangkan hak-hak buruh, terutama terkait kenaikan upah yang tidak kunjung direalisasikan oleh pihak perusahaan.
Puncak dari perjuangan Marsinah terjadi pada Mei 1993, saat ia terlibat dalam aksi mogok bersama rekan-rekannya untuk menuntut kenaikan upah. Namun, aksi ini tidak berjalan mulus. Para buruh yang terlibat dalam aksi dipaksa mundur dan dituduh mengganggu ketertiban.
Marsinah sendiri menghilang secara misterius pada 8 Mei 1993 setelah mendatangi Kodim Sidoarjo untuk mencari tahu keberadaan rekan-rekannya yang dibawa oleh pihak militer. Kematiannya yang tragis, ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan tanda-tanda penganiayaan dan pemerkosaan, menjadi pukulan keras bagi gerakan buruh dan masyarakat pada umumnya.
Meskipun usaha untuk mengungkap pelaku pembunuhan Marsinah dilakukan, hingga kini keadilan belum sepenuhnya terwujud. Namun, semangat perjuangannya tetap hidup dalam ingatan kita semua.