Sejak gempa pertama, ketakutan dan trauma masih menyelimuti para pengungsi, membuat mereka enggan untuk kembali ke rumah masing-masing. Keadaan ini memberikan tekanan emosional dan psikologis yang signifikan pada korban gempa, terutama karena ketidakpastian terkait keamanan tempat tinggal mereka.
Pihak berwenang dan petugas kesehatan setempat terlibat aktif dalam memberikan bantuan dan merespons keadaan darurat. Tenda-tenda darurat disiapkan untuk memberikan tempat perlindungan sementara dan kebutuhan dasar lainnya bagi para pengungsi. Tim relawan dan bantuan juga dikerahkan untuk memberikan dukungan psikososial kepada para korban gempa, membantu mereka mengatasi trauma dan ketakutan yang dialami.