Mantan Pemain Timnas Syakir Sulaiman Ditangkap Polisi Terkait Kasus Peredaran Obat Keras

JAWA BARAT -Mantan pemain tim nasional sepak bola Indonesia, Syakir Sulaiman, ditangkap polisi setelah terlibat dalam peredaran obat keras tertentu jenis Tramadol dan Heximer di rumahnya yang terletak di Perumnas Pondok Indah, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penangkapan ini mengungkapkan aktivitas ilegal yang memprihatinkan, di mana Syakir diduga menjual obat-obat keras tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari setelah mengakhiri karier sepak bolanya.

Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, mengatakan bahwa pengungkapan kasus ini bermula dari informasi yang diterima polisi dari masyarakat yang merasa resah dengan maraknya peredaran obat keras di wilayah mereka. Polisi yang menindaklanjuti laporan tersebut akhirnya melakukan penggerebekan di rumah Syakir dan berhasil mengamankan ribuan butir obat terlarang.

Barang Bukti dan Penyelidikan Lebih Lanjut

Dalam penggerebekan yang dilakukan pada Selasa (5/11), polisi berhasil menyita 1.700 butir Tramadol dan 1.000 butir Heximer. Kedua jenis obat ini termasuk dalam kategori obat keras yang hanya dapat dipergunakan dengan resep dokter, namun banyak disalahgunakan sebagai obat terlarang untuk keperluan tertentu. Polisi kini sedang mendalami dari mana Syakir memperoleh pasokan obat-obat keras tersebut, dengan dugaan adanya pemasok yang turut terlibat dalam jaringan ini.

“Tersangka ini ditangkap di rumahnya di kawasan Cilaku, dan kami juga mengamankan ribuan butir obat keras tertentu jenis Tramadol dan Heximer,” ungkap Tono Listianto dalam keterangannya kepada wartawan di Mapolres Cianjur. “Kami masih mendalami asal-usul obat-obat ini dan curiga ada pemasok yang terlibat,” lanjut Tono.

Motif Ekonomi: Terjerat Masalah Keuangan Setelah Karier Sepak Bola

Dari hasil pemeriksaan sementara, Syakir Sulaiman mengaku menjual dan mengedarkan obat keras ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Setelah tidak lagi aktif bermain sepak bola profesional, Syakir mengaku terjerat masalah ekonomi yang memaksanya untuk mencari cara lain agar bisa bertahan hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *