Macron Sebut Putin Tidak Ingin Perdamaian, Serangan Rusia Terus Intensif di Ukraina

Sementara itu, Presiden Zelensky juga berbicara tentang harapannya untuk mengakhiri perang dengan cara diplomatik. Pada Sabtu (16/11), Zelensky mengatakan bahwa ia berusaha untuk menyelesaikan perang pada tahun 2025. Menurutnya, dengan segala upaya yang dapat dilakukan, Ukraina harus menuntaskan perang ini dengan pendekatan diplomatik.

“Baginya, yang terpenting adalah mencari cara untuk mengakhiri perang ini pada tahun depan. Kita harus mengakhirinya dengan cara-cara diplomatik,” ujar Zelensky dalam wawancara radio Ukraina. Pernyataan ini mencerminkan harapan Zelensky untuk mencapai perdamaian meskipun kondisi semakin memanas di medan perang.

Serangan besar-besaran Rusia pada Minggu, yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina, memperburuk situasi yang sudah kritis. Ukraina kini menghadapi kekurangan energi yang parah, mengingat serangan udara tersebut menghancurkan lebih dari setengah kapasitas produksi energi negara tersebut. Musim dingin yang berat semakin memperburuk keadaan, dengan ribuan rumah yang kehilangan akses listrik dan pemanas.

Krisis energi ini memaksa banyak warga Ukraina untuk mengandalkan cadangan energi terbatas dan mencari solusi alternatif untuk bertahan hidup selama cuaca yang semakin dingin. Banyak pihak internasional menyuarakan kekhawatiran tentang dampak serangan ini, mengingat kebutuhan yang mendesak untuk pemanas di tengah suhu dingin yang ekstrem.

Serangan-serangan terbaru Rusia terhadap infrastruktur Ukraina telah mendapatkan kecaman keras dari negara-negara Barat, termasuk Prancis dan Amerika Serikat. Macron, yang terus mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia, menyatakan bahwa tindakan Rusia semakin menunjukkan bahwa Putin tidak tertarik pada perdamaian atau upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *