BREAKING NEWS
Kamis, 13 Maret 2025

Peternak Boyolali Terpaksa Buang 50 Ribu Liter Susu Sapi, Pemprov Lapor ke Kementan Terkait Pembatasan Kuota

BITVonline.com - Sabtu, 09 November 2024 11:23 WIB
30 view
Peternak Boyolali Terpaksa Buang 50 Ribu Liter Susu Sapi, Pemprov Lapor ke Kementan Terkait Pembatasan Kuota
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Boyolali – Aksi protes yang dilakukan oleh peternak dan pengepul susu sapi di Boyolali, Jawa Tengah, terkait pembatasan kuota di Industri Pengolahan Susu (IPS) mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Jateng, Ignasius Haryanta Nugraha, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melaporkan masalah tersebut kepada Pemerintah Pusat, tepatnya kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan).

“Semalam, saya sudah melaporkan permasalahan ini kepada Bapak Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, serta beberapa Direktur terkait. Kami juga berkoordinasi dengan PeternakanKepala Dinas  dan Perikanan Boyolali untuk menyikapi hal ini,” ujar Haryanta, saat menemui massa aksi di Kantor Disnakan Boyolali pada Sabtu (9/11/2024).

Para peternak dan pengepul di Boyolali, yang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil susu sapi di Indonesia, telah mengeluhkan pengurangan kuota penerimaan susu dari IPS. Mereka juga mengungkapkan rasa frustrasi karena susu yang seharusnya diserap oleh industri malah terbuang begitu saja, dengan sebagian besar susu bahkan terpaksa dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong.

Baca Juga:

Terkait masalah ini, Haryanta memastikan bahwa Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, telah menginstruksikan rapat koordinasi dengan seluruh pihak terkait. Pada Senin (11/11/2024), rapat yang akan melibatkan Asosiasi IPS dan Dinas Peternakan dari daerah sentra susu seperti Boyolali, diharapkan dapat memberikan kejelasan terkait pembatasan kuota yang dikeluhkan. Rapat ini bertujuan untuk mencari solusi dan konfirmasi mengenai alasan pengurangan kuota dari IPS, termasuk apakah hal tersebut berkaitan dengan adanya impor susu atau tidak.

“Nanti, pada Senin, kami akan melakukan kroscek terhadap perusahaan-perusahaan yang mengimpor bahan baku susu. Kita perlu memastikan apakah pembatasan ini ada hubungannya dengan susu impor,” jelas Haryanta.

Baca Juga:

Program Swasembada Susu Presiden Prabowo

Terkait dengan masalah impor susu, Haryanta juga mengingatkan bahwa salah satu komitmen pemerintah, yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, adalah untuk mencapai swasembada susu dalam lima tahun ke depan. Pemerintah, menurut Haryanta, berencana untuk mengimpor sapi perah sebanyak 1 juta ekor selama periode tersebut. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi susu lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor susu, yang saat ini mencakup sekitar 80% dari kebutuhan nasional.

“Kebijakan Presiden Prabowo adalah untuk mengimpor sapi perah, bukan susu. Tujuannya agar dalam lima tahun ke depan, Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan susunya sendiri,” imbuhnya. Saat ini, produksi susu lokal baru mampu memenuhi sekitar 20% dari kebutuhan susu nasional, sementara 80% masih mengandalkan impor.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, menyatakan bahwa pada Senin (11/11/2024), pihaknya juga akan mengadakan pertemuan dengan BUMN yang bergerak di bidang pangan, untuk mencari solusi terkait masalah surplus susu yang terjadi. Pertemuan tersebut juga akan dihadiri oleh perwakilan pengepul susu dari Boyolali.

“Kami berharap dengan adanya pertemuan ini, BUMN yang terlibat dalam pengolahan pangan dapat menampung kelebihan susu yang saat ini terbuang. Ini menjadi harapan kami untuk dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan bagi peternak dan industri,” ujar Lusia.

Para peternak dan pengepul susu di Boyolali berharap agar pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi masalah pembatasan kuota ini. Dengan adanya rapat koordinasi yang melibatkan berbagai pihak, diharapkan akan tercapai kesepakatan yang dapat menguntungkan semua pihak, terutama peternak dan pengepul susu, serta mengurangi kerugian yang selama ini mereka alami akibat terbatasnya serapan industri.

“Harapan kami adalah agar masalah ini dapat segera diselesaikan dengan adil, dan pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap keberlanjutan industri susu lokal. Kami siap mendukung program-program pemerintah untuk mencapai swasembada susu, tapi kami juga butuh dukungan agar usaha kami tidak sia-sia,” kata salah satu peternak yang terlibat dalam aksi protes. (JOHANSIRAIT)

Tags
beritaTerkait
Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara Meledak dan Terbakar di Perairan Utara Lamongan
Anggaran MBG 2025 Tembus Rp171 Triliun, Program Cakup 82,9 Juta Warga
Perbaikan Jalan Lintas Sumatera Jelang Mudik Lebaran di Tanjung Morawa, Deli Serdang
DPRD Batu Bara Serap Aspirasi Warga, Perbaikan Jalan Desa Ujung Kubu Jadi Prioritas Tahun 2025
Kapolri Rotasi 13 Kapolres di Polda Sumut, Ini Daftar Mutasi Lengkapnya
Bobby Nasution Hadiri Safari Ramadan di Masjid yang Masih Dalam Pembangunan, Ajak Warga Berbagi Berkah
komentar
beritaTerbaru