Kritik kedua yang dilayangkan oleh Jusuf Kalla terkait dengan keberpihakan hilirisasi pada perusahaan atau negara asing, sehingga keuntungan yang dihasilkan dari proses hilirisasi tersebut justru berpindah ke luar negeri, bukan dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Beliau juga menyoroti eksploitasi tenaga kerja murah yang dilakukan oleh perusahaan asing dalam proses hilirisasi ini, yang pada akhirnya memiskinkan rakyat Indonesia.
Selanjutnya, Jusuf Kalla mengkhawatirkan tentang habisnya cadangan nikel Indonesia dalam waktu 15 tahun ke depan akibat eksploitasi yang berlebihan oleh pemerintah saat ini. Dengan ketidakberpihakan terhadap masa depan dan kesejahteraan generasi mendatang, Jusuf Kalla menilai bahwa sistem hilirisasi yang berjalan saat ini sangat merugikan bagi negara.