Dalam debat kedua, KPU juga memastikan bahwa sembilan panelis yang terlibat merupakan perwakilan dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, ahli, dan tokoh masyarakat. “Kami melihat bahwa Sumatera Utara adalah daerah yang kaya akan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, panelis yang terlibat akan berbeda di setiap debat untuk memberikan perspektif yang luas,” jelas Agus.
Kehadiran panelis yang beragam diharapkan dapat memperkaya diskusi dalam debat dan memberikan informasi yang lebih komprehensif kepada masyarakat mengenai visi dan misi para calon gubernur.
Dengan langkah ini, KPU Sumatra Utara menunjukkan komitmennya terhadap prinsip demokrasi yang inklusif, serta pentingnya keterlibatan perempuan dalam proses politik. Masyarakat diharapkan dapat menyaksikan debat yang lebih berimbang dan konstruktif pada kesempatan mendatang.