Kontroversi Juru Bahasa Isyarat Pada Konferensi Pers Pegi: Keaslian dan Kualifikasi Dipertanyakan

Sementara itu, pihak SLB Negeri (SLBN) Cicendo, tempat berasalnya juru bahasa isyarat yang dipersoalkan, memberikan tanggapan terhadap kontroversi ini. Mereka menyatakan bahwa juru bahasa isyarat yang digunakan dalam konpers adalah seorang lulusan S1 dan S2 dengan pengalaman yang cukup di bidang pendidikan khusus, terutama dalam bahasa isyarat. Mereka juga menegaskan bahwa juru bahasa tersebut memiliki pengalaman kerja yang luas dan kualifikasi yang sesuai.

Kontroversi ini membawa perdebatan tentang standar dan kualifikasi yang harus dimiliki oleh juru bahasa isyarat dalam situasi resmi seperti konferensi pers kepolisian. Masyarakat menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pemilihan juru bahasa isyarat, untuk memastikan komunikasi yang efektif dan memenuhi kebutuhan masyarakat tuli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *