Banyak tentara Korut yang terbunuh akibat serangan drone atau pesawat tak berawak, yang tampaknya dianggap tidak berbahaya oleh pasukan Korea Utara. Laporan ini juga menunjukkan adanya kesenjangan informasi terkait pengiriman pasukan oleh Kim Jong Un untuk mendukung invasi Rusia. Salah seorang tentara Korut yang ditangkap oleh Ukraina mengungkapkan bahwa dia tidak tahu bahwa dia akan terlibat dalam peperangan, karena komandannya menyebutkan bahwa itu hanya “pelatihan.”
Untuk menarik tentara Korea Utara, Rusia diketahui menawarkan gaji sebesar 2.000 dolar AS (sekitar Rp 31 juta) per bulan, jauh lebih besar dibandingkan dengan gaji rata-rata yang diterima oleh pasukan Korea Utara. Gaji ini meningkat hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan gaji sebelumnya, yang hanya berkisar antara 100 hingga 300 won. Menurut Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS), lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat hingga mencapai 10.000 prajurit pada Desember 2024.