Kekalahan-kekalahan tersebut sangat jarang terjadi pada era kepelatihan Guardiola, yang telah membawa City meraih empat gelar Liga Inggris berturut-turut dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini jelas menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dalam dinamika tim, yang sebelumnya dikenal dengan dominasi permainan mereka.
Namun, Guardiola tetap tenang dan menanggapi krisis ini dengan sikap yang lebih pragmatis. Dalam beberapa kesempatan, ia menekankan bahwa kekalahan dalam sepak bola adalah hal yang wajar dan bagian dari permainan.
“Sepak bola adalah permainan yang penuh dengan ketidakpastian. Terkadang kita menang, terkadang kita kalah. Ini adalah sesuatu yang harus kami hadapi dengan kepala dingin. Kami tidak bisa panik, karena dalam olahraga apa pun, hasil buruk bisa terjadi,” kata Guardiola dalam konferensi pers setelah kekalahan mereka dari Brighton.
Meskipun Guardiola menyatakan bahwa ia tetap tenang, tren buruk yang dialami Manchester City tentu memunculkan banyak pertanyaan tentang kualitas tim dan strategi yang diterapkan. Situasi ini juga memberikan waktu bagi tim untuk melakukan introspeksi diri, terutama di tengah jeda internasional yang memberikan mereka waktu untuk memulihkan kondisi fisik dan mental.
Para pemain City yang biasanya tampil dominan di Liga Inggris kini tampaknya membutuhkan pemulihan dalam hal motivasi dan kebersamaan tim. Momen ini bisa menjadi titik balik bagi Guardiola dan para pemain untuk mengevaluasi diri dan menyusun rencana guna kembali ke jalur kemenangan setelah jeda internasional berakhir.