BREAKING NEWS
Rabu, 12 Februari 2025

Menkes Budi Gunadi Soroti Rendahnya Skrining Kesehatan di Indonesia

BITVonline.com - Senin, 20 Januari 2025 10:07 WIB
1 view
Menkes Budi Gunadi Soroti Rendahnya Skrining Kesehatan di Indonesia
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jakarta – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memaparkan situasi kesehatan di Indonesia saat ini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang berlangsung di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2025). Budi, yang akrab disapa BGS, menyampaikan berbagai tantangan kesehatan yang membebani masyarakat di setiap tahap kehidupan. Berdasarkan data yang disampaikan BGS, berikut perincian masalah kesehatan:

Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah:

Baca Juga:

Stunting: 21,5%

Baca Juga:

Anak Sekolah dan Remaja:

Anemia: 15,6%

Gangguan Jiwa: 34,9%

Dewasa dan Lansia:

Obesitas: 23,4%

Hipertensi: 30,8%

Penyakit Gula (Diabetes): 24,3%

Namun, BGS mengungkapkan bahwa baru 39,8% penduduk yang telah menjalani skrining penyakit tidak menular, sementara 60,2% lainnya belum melakukan pemeriksaan. Data Masyarakat Usia di Atas 20 Tahun yang Belum Melakukan Pemeriksaan:

80,82% tidak pernah mengukur lingkar perut

62,6% tidak pernah memeriksa gula darah

61,6% tidak memeriksa kolesterol

36,61% tidak memantau berat badan

32,6% tidak mengukur tekanan darah

Menurut BGS, rendahnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan menjadi penyebab utama banyaknya masyarakat yang meninggal di usia muda. “Sebanyak 62,6% masyarakat kita tidak pernah memeriksa gula darah. Gula darah yang tinggi dalam waktu singkat mungkin tidak berbahaya, tetapi dampaknya bisa merusak mata, ginjal, hingga menyebabkan stroke, jantung, dan akhirnya wafat. Gula lebih berbahaya daripada rokok,” jelas BGS.

BGS juga menyoroti tingginya angka kematian akibat stroke dan penyakit jantung yang terkait dengan kolesterol tinggi. Ia menekankan pentingnya pemeriksaan rutin dan pengobatan yang tersedia secara gratis di puskesmas. “Kolesterol dapat dikendalikan dengan perubahan pola makan, olahraga, dan obat. Yang penting, jangan takut diperiksa darahnya,” ujarnya.

Lebih jauh, BGS menekankan perlunya perubahan paradigma dalam budaya kesehatan masyarakat Indonesia. “Jangan hanya datang ke dokter saat sakit. Sebaliknya, datanglah untuk menjaga agar tetap sehat,” katanya, menegaskan pentingnya pencegahan dibandingkan pengobatan. Melalui pesan tersebut, BGS berharap kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining kesehatan dapat meningkat, sehingga beban penyakit tidak menular dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.

(christie)

Tags
beritaTerkait
Mahkamah Konstitusi Terima Pemangkasan Anggaran 2025, Sisa Dana Rp69 Miliar
Pemerintah Terapkan Efisiensi Anggaran Rp 306,69 Triliun, Sektor Swasta Diuntungkan
Direksi TVRI dan RRI Sepakat Tidak Akan PHK Karyawan Meski Ada Efisiensi Anggaran 2025
Prof. Ali Berawi Mundur Sebagai Deputi IKN
Pemuda Tewas Saat Tawuran di Penjaringan, Polisi Tangkap 23 Pelaku
Perayaan Cap Go Meh 2576 Kongzili Meriah di Pecinan Glodok Jakarta Barat
komentar
beritaTerbaru