
Aksi Kejar-kejaran dan Baku Tembak, Bandar Sabu di Asahan Lolos dari Tangkapan
SUMUT Satuan Reserse Narkoba Polres Asahan terlibat baku tembak dengan bandar narkoba yang membawa senjata api di Perumahan Surya Mas, Kisa
Investigasi
Jakarta – Gaya hidup sehat sering kali dikaitkan dengan menjaga penampilan dan kesehatan tubuh. Namun, beberapa kebiasaan yang dianggap sehat bisa berbalik merugikan jika dilakukan secara berlebihan. Dalam beberapa kasus, kebiasaan ini malah dapat mempercepat proses penuaan. Berikut adalah lima kebiasaan yang tampaknya sehat, namun bisa membuat tubuh menua lebih cepat.
Terobsesi Olahraga Kardio Olahraga kardio seperti jogging atau aerobik memang dikenal baik untuk kesehatan jantung dan kebugaran tubuh. Namun, latihan kardio berlebihan dapat memicu proses katabolisme, yang membuat tubuh kehilangan massa otot dan menurunkan metabolisme. Selain itu, stres fisik akibat olahraga intens dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat merusak kolagen kulit, menyebabkan keriput, dan penuaan dini.
Baca Juga:
Minum Jus Terlalu Banyak Jus buah segar memang mengandung banyak vitamin dan mineral. Namun, kebiasaan mengonsumsi jus secara berlebihan bisa meningkatkan kadar gula darah yang berisiko menyebabkan diabetes tipe 2. Proses pembuatan jus yang memisahkan serat dari buah dapat mengubah gula alami menjadi gula yang mudah diserap tubuh, meningkatkan risiko kerusakan kolagen yang mempercepat penuaan kulit.
Baca Juga:
Menghindari Sinar Matahari Menghindari paparan sinar matahari memang dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV. Namun, terlalu banyak menghindar dari matahari bisa menyebabkan tubuh kekurangan vitamin D, yang penting untuk kesehatan tulang, sistem imun, dan penuaan sel. Vitamin D membantu memperpanjang telomer, bagian dari DNA yang berhubungan dengan penuaan.
Terlalu Banyak Mengonsumsi Suplemen Suplemen dapat mendukung kesehatan tubuh, tetapi konsumsi berlebihan justru berisiko merusak organ hati yang berperan penting dalam detoksifikasi. Mengonsumsi suplemen dalam dosis besar atau tanpa pengawasan medis bisa mengganggu fungsi metabolisme tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa suplemen yang tidak dikonsumsi dengan tepat bisa memberikan beban berlebihan pada hati dan mempercepat penuaan.
Meskipun kebiasaan-kebiasaan ini sering dianggap sehat, penting untuk tidak melakukannya secara berlebihan. Menjaga keseimbangan dalam gaya hidup sehat sangat penting untuk memperlambat proses penuaan dan mempertahankan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
(CHRISTIE)
SUMUT Satuan Reserse Narkoba Polres Asahan terlibat baku tembak dengan bandar narkoba yang membawa senjata api di Perumahan Surya Mas, Kisa
InvestigasiJAKARTA Daud Yordan, petinju asal Indonesia yang kini juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, akan
NasionalMAGELANG Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, bersama Staf Khusus Kem
NasionalJAKARTA Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid memberikan tanggapan terkait rencana Kepala
NasionalSURAKARTA Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melaksanakan kunjungan ke Kelurahan Kedunglumbu dan Kelurahan Sangkrah di Surakarta, Jawa T
NasionalJAKARTA Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan u
NasionalBITVONLINE.COM Kunyit dan jahe, dua rempah yang sering dijadikan bahan dasar jamu tradisional, ternyata menyimpan banyak manfaat bagi keseh
Kesehatan dan OlahragaBANDUNG Sebuah insiden tragis terjadi di SMK Dharma Pertiwi, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Seorang siswa berinisial MRD (17) meningg
NasionalBITVONLINE.COM Praktik korupsi masih menjadi masalah besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan hasil Corruption Perception
NasionalJAKARTA Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Republik Indonesia, Supratman Andi Agtas, menegaskan bahwa tidak ada bentuk interve
Nasional