Daycare Wensen School baru beroperasi selama dua bulan, sebelumnya bangunan tersebut adalah tempat praktik seorang bidan. Pihak Wensen menyewa rumah tersebut beserta halaman yang cukup luas untuk dijadikan tempat penitipan anak. “Awalnya itu TK-PAUD, mungkin karena tidak ada murid, akhirnya banner-nya dicopot,” ungkap Nyoto.
Situasi ini menjadi semakin mencolok setelah berita mengenai penganiayaan balita di daycare tersebut viral di media sosial. Kasus ini melibatkan pemilik daycare, Meita Irianty, yang ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan terhadap beberapa balita. Dalam video yang beredar, terlihat aksi kekerasan yang membuat publik berang, dan menimbulkan banyak pertanyaan mengenai pengawasan dan keselamatan anak-anak di tempat penitipan.
Nyoto, yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa tangisan tersebut mengindikasikan adanya kekerasan, kini merasa prihatin. “Saya berharap kejadian ini bisa jadi pelajaran bagi semua pihak, terutama orang tua, untuk lebih berhati-hati memilih tempat penitipan anak,” ujarnya.