Peristiwa tersebut bermula dari keluhan warga mengenai pekerja proyek yang bekerja hingga larut malam. Salah seorang warga, AH, mendatangi pihak penjaga lahan pada 15 Desember 2024 untuk menyampaikan keluhan tersebut. Namun, saat AH kembali pada keesokan harinya, ia mendapat ancaman dari pihak pekerja. AH kemudian melapor kepada Ketua RW setempat, yang berupaya memediasi masalah tersebut dengan sebuah musyawarah pada 16 Desember 2024. Namun, beberapa warga tetap tidak puas dengan hasil musyawarah dan merencanakan penyerangan yang terjadi pada 17 Desember.
Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Aditya Simanggara, menjelaskan bahwa meskipun kesepakatan telah dicapai dalam musyawarah, beberapa individu merasa keberatan dan memutuskan untuk menyerang pekerja proyek. Penyerangan ini berujung pada tewasnya AS.
Polisi kini melanjutkan penyelidikan dan pencarian terhadap dua tersangka lainnya. Pihak keluarga korban mengharapkan keadilan dan agar peristiwa ini tidak menyebabkan dendam berkepanjangan bagi anak-anak almarhum.