Salah satu kejanggalan utama adalah serangkaian pesan yang dikirimkan Josua melalui aplikasi WhatsApp (WA) kepada pacarnya, Juli Sihombing, pada malam sebelum kematiannya. Pesan-pesan tersebut menunjukkan bahwa Josua berniat mengakhiri hidupnya karena masalah hubungan, meskipun menurut keluarga, hubungan mereka tidak bermasalah. Freddy meragukan bahwa pesan-pesan tersebut benar-benar dikirim oleh Josua, mengingat video dan foto yang diterima menunjukkan Josua dalam kondisi tergantung.
Lebih lanjut, Freddy mempertanyakan bagaimana seseorang yang terjerat tali di lehernya bisa mengambil video sendiri. Video berdurasi 36 detik yang diterima menunjukkan Josua dalam kondisi tergantung dengan tali melilit leher, tetapi video tersebut diambil dari sudut yang seolah-olah diambil oleh Josua sendiri. Selain itu, dalam video tersebut, terdengar suara yang mirip dengan bunyi pintu, yang menandakan ada orang lain di sekitar lokasi kejadian.
Kondisi tubuh Josua juga menambah kejanggalan. Biasanya, korban gantung diri ditemukan dengan mata terbuka dan lidah terjulur. Namun, dalam foto dan video yang beredar, Josua tampak memejamkan mata dan lidahnya tetap terlipat ke dalam. Freddy juga mencatat bahwa tidak ada kamera pengawas di lokasi tempat Josua ditemukan, padahal itu adalah area penting seperti gudang logistik yang seharusnya dilengkapi dengan sistem keamanan yang memadai.
Penyidikan yang Tidak Profesional
Freddy juga menyoroti masalah lainnya, yakni TKP (tempat kejadian perkara) yang dibongkar beberapa hari setelah penemuan jenazah. Keputusan ini, menurutnya, membuat upaya untuk melakukan rekonstruksi sulit dilakukan. Selain itu, tubuh Josua juga ditemukan dengan memar-memar di beberapa bagian, yang menurut Freddy menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan. Namun, pihak Korem (Komando Resor Militer) yang memeriksa tidak mengakui adanya penyiksaan.
“Setelah kejadian itu, beberapa hari kemudian, TKP langsung dibongkar, seolah-olah ingin menghilangkan jejak. Itu menghalangi proses penyidikan dan rekonstruksi,” kata Freddy, menambahkan bahwa kondisi tubuh Josua yang memar-memar menunjukkan adanya tindakan kekerasan, meskipun pihak militer saat itu tidak mengakui hal tersebut.