BITVONLINE.COM -Indonesia mengintensifkan kewaspadaan terhadap risiko penularan flu burung (Avian Influenza) pada manusia setelah laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai kasus infeksi baru-baru ini. WHO mencatat kasus infeksi Avian Influenza Tipe A (H9N2) pada seorang anak di Benggala Barat, India, yang memiliki riwayat kontak dengan unggas. Meskipun anak tersebut telah pulih dan dipulangkan dari rumah sakit, kekhawatiran tetap ada atas potensi penularan virus ini.
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, menegaskan bahwa pihaknya terus memantau strain flu burung yang berpotensi menular pada manusia. Indonesia khususnya memonitor strain Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) seperti H5 melalui laboratorium kesehatan masyarakat tier 4, serta Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) seperti H7, H9, dan lainnya di laboratorium rujukan nasional.
Langkah-langkah konkret telah diambil untuk meningkatkan kewaspadaan. Salah satunya adalah meningkatkan surveilans terhadap influenza-like illness (ILI) dan severe acute respiratory illnesses (SARI) di tempat-tempat yang berisiko tinggi, seperti kontak langsung dengan unggas sakit atau mati mendadak serta lingkungan terkontaminasi. Ini dilakukan untuk mendeteksi dini kemungkinan kasus flu burung pada manusia.