SURABAYA -Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surabaya, Novli Bernado Thyssen, menanggapi serius laporan dugaan penganiayaan yang ditujukan kepadanya oleh seorang perempuan bernama Elly Dianawati Saleh (46 tahun). Dalam pernyataannya kepada wartawan, Novli dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa ia tidak pernah menganiaya Elly.
“Saya tidak pernah melakukan penganiayaan kepada saudara Elly Dianawati Saleh. Di mana saya ini dituduh melakukan pemukulan,” ujar Novli dengan penuh keyakinan pada Jumat (27/9) di Surabaya.
Novli menjelaskan bahwa hubungan antara dirinya dan Elly adalah hubungan dewasa yang sudah berlangsung selama kurang lebih sembilan bulan. Ia menekankan bahwa mereka tidak terikat dalam pernikahan, di mana ia adalah seorang duda, sedangkan Elly adalah janda.
“Hubungan saya dengan saudara Elly Dianawati Saleh itu adalah hubungan orang dewasa. Dalam arti saya dengan Elly tidak terikat hubungan perkawinan,” ungkap Novli. “Saya ini berniat untuk membawa hubungan ini ke jenjang pernikahan. Awal-awal hubungan ini baik sekali.”
Berdasarkan penjelasan Novli, peristiwa yang memicu tuduhan tersebut terjadi saat mereka sedang berkumpul bersama teman-teman untuk menyaksikan pertandingan sepak bola. Pada malam itu, Elly meminta untuk pindah ke salah satu kafe di Surabaya. Setelah sampai di kafe, Elly mulai mengonsumsi minuman beralkohol hingga tidak dapat mengontrol dirinya.
“Awalnya saya pikir ada nobar, ternyata tidak ada. Ketika pertandingan bola dimulai, saya lihat di hp, sedangkan Elly minum dan mabuk. Dia mondar-mandir tidak terkontrol, saya hanya nonton bola di hp,” jelasnya.
Setelah melihat Elly yang tidak dapat mengendalikan diri, Novli mengingatkan agar Elly tidak minum terlalu banyak. Namun, situasi semakin tidak terkendali, dan Novli memutuskan untuk mengajak Elly pulang.
“Ketika sudah sampai di kos-kosannya, kita naik mobil. Antara jarak mobil dan rumah kos-kosan hanya empat langkah. Saudari Elly mabuk dalam mobil saya dan muntah,” paparnya.
Meski sudah berada di depan kos-kosan, Elly menolak untuk turun dari mobil dan malah melakukan tindakan yang mencurigakan. “Mabuknya kumat, tidak mau turun. Lalu ia memukul dirinya sendiri dan berkata lebih baik aku mati daripada kamu meninggalkan saya,” katanya.
Setelah menenangkan Elly, akhirnya ia turun dari mobil dan pergi ke dalam kos-kosannya, sementara Novli pulang ke rumahnya.
Namun, keesokan harinya, keduanya bertemu lagi untuk makan dan nonton bioskop bersama. Pertemuan tersebut tampak baik-baik saja, namun setelah itu, Novli merasa ada yang tidak beres saat melihat ponsel Elly dan menemukan bahwa Elly sempat pergi dengan orang lain tanpa sepengetahuannya.
“Saya merasa dibohongi, akhirnya saya tidak menghubungi dia lagi, saya blokir WhatsApp-nya, Instagram-nya,” ungkapnya.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Elly melaporkan Novli ke Polrestabes Surabaya atas dugaan penganiayaan pada tanggal 15 Juli 2024. Novli mengaku baru mengetahui tentang laporan tersebut setelah menerima panggilan dari kepolisian.
“Saya baru tahu (Elly melapor) setelah saya dapat surat-surat panggilan dari kepolisian,” ujarnya.
Sementara itu, kumparan berusaha menghubungi Elly untuk mendapatkan konfirmasi mengenai peristiwa tersebut. Namun, Elly belum memberikan jawaban pasti terkait laporan yang dilayangkannya.
“Maaf saya lagi batuk-batuk dan suara habis. Buat ngomong sakit,” ujar Elly ketika dihubungi.
Dari pihak kepolisian, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Haryoko Widhi, mengonfirmasi bahwa laporan dugaan penganiayaan yang dilayangkan Elly terhadap Novli telah terdaftar dengan nomor LP/B/673/VII/2024/SPKT/Polrestabes Surabaya/Polda Jawa Timur dan saat ini masih dalam tahap penyelidikan.
“Iya betul, saat ini masih penyelidikan,” kata Haryoko singkat.
Kasus ini menyoroti dinamika hubungan pribadi yang berujung pada langkah hukum, di mana pihak-pihak terkait saling membantah tuduhan dan mencoba menjelaskan posisi masing-masing. Dengan penyelidikan yang sedang berlangsung, masyarakat menunggu kelanjutan kasus ini dan bagaimana proses hukum akan berjalan.(N/014)
Ketua Bawaslu Surabaya, Novli Bernado Thyssen, Tanggapi Dugaan Penganiayaan: Saya Tidak Pernah Melakukannya