CIREBON –Marlina, kakak dari Vina, yang menjadi korban pembunuhan, mengungkapkan bahwa ia sering dipandang sinis oleh tetangga dan masyarakat sekitarnya terkait dugaan salah tangkap oleh pihak kepolisian. Situasi ini semakin rumit setelah para terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky mengajukan gugatan peninjauan kembali (PK), menimbulkan opini publik bahwa mereka adalah korban salah tangkap.
Marlina mengungkapkan perasaannya saat ditemui di Cirebon. “Saya merasa seperti menjadi sasaran kemarahan publik. Banyak yang beranggapan bahwa adik saya dan Eky bukanlah korban pembunuhan, melainkan hanya kecelakaan tunggal,” ujarnya, dengan nada lesu. Ia menyadari bahwa perilaku Vina dan Eky sebelum ditemukan tewas di Jembatan Talun ikut menjadi sorotan, membuatnya semakin tertekan.
Di tengah hiruk-pikuk opini publik, Marlina mengaku bahwa dirinya sering dituduh berbohong dan menutupi fakta yang sebenarnya. Salah satu isu yang membuatnya tertekan adalah mengenai kondisi motor Eky yang dinyatakan tidak rusak, serta dua teman Vina yang menjemputnya pada hari kejadian.
“Sejujurnya, saya tidak mengenal kedua teman Vina itu, yaitu Mega dan Widi. Mereka mengaku sering berkomunikasi dengan saya, padahal seminggu sebelum kejadian, Vina lebih banyak menginap di rumah Widi,” jelasnya. Penemuan bukti percakapan antara Vina dan kedua temannya yang kemudian terbuka publik semakin memperburuk situasi Marlina, yang dianggap menyembunyikan informasi penting.
Marlina juga mengungkapkan bahwa ia sangat terkejut saat mengetahui isi ponsel Vina. “Saya tidak menyangka Vina masih berkomunikasi dengan temannya pada pukul 22.14 WIB sebelum kejadian,” ungkapnya. Meskipun ia diberi tahu tentang adanya komunikasi di ponsel Vina, Marlina mengaku tidak pernah melihat isi chat tersebut. “Saya baru tahu isinya setelah semua ini viral,” tambahnya.
Marlina menyatakan bahwa hingga kini ia tidak mengetahui keberadaan ponsel milik adiknya. “Waktu itu tidak diambil di Bandung, karena keluarga kami tidak punya biaya untuk ke sana,” tuturnya. Bahkan setelah mendapatkan kompensasi dari film yang diangkat dari kisah Vina, ia masih belum mengambil ponsel tersebut.
“Saya dan keluarga tidak tahu menahu soal dugaan salah tangkap terhadap delapan terpidana. Jika kami tahu ini semua salah tangkap, untuk apa saya membuka kasus ini lagi?” tegas Marlina. Ia merasa tertekan karena kini justru menjadi bulan-bulanan warga.
“Setiap kali saya pergi, orang-orang memandang saya dengan sinis. Saya merasa lelah menghadapi semua ini. Sekarang saya sedang menjalani ibadah umroh untuk menenangkan diri,” ungkapnya.
Di sisi lain, ibu almarhum Eky juga telah lama tidak tinggal di Cirebon. Menurut informasi dari adiknya, ibu Eky kini tinggal di Singapura. “Bu Leni ada bersama saya untuk beberapa pekan ini agar tetap aman,” ungkap tante Eky.
Kondisi ini menunjukkan betapa rumitnya situasi yang dihadapi Marlina dan keluarganya di tengah dinamika kasus yang belum sepenuhnya terpecahkan. Keberanian Marlina untuk speak up mengenai kasus adiknya seolah menjadi pedang bermata dua, membawa konsekuensi sosial yang tidak mudah dihadapi.
(N/014)
Kakak Vina Menghadapi Stigma Publik Terkait Kasus Pembunuhan Adiknya