
Aksi Kejar-kejaran dan Baku Tembak, Bandar Sabu di Asahan Lolos dari Tangkapan
SUMUT Satuan Reserse Narkoba Polres Asahan terlibat baku tembak dengan bandar narkoba yang membawa senjata api di Perumahan Surya Mas, Kisa
Investigasi
Bogor – Polisi mengungkapkan fakta baru terkait kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Abraham Michael (26) terhadap satpam bernama Septian (37) di rumahnya yang terletak di Jalan Lawang Gintung, Kota Bogor. Tersangka Abraham ternyata sempat cekcok dengan ibunya, Farida Felix, sebelum ia membunuh korban.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi, menjelaskan bahwa cekcok antara tersangka dan ibunya terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Percekcokan itu disebabkan oleh kebiasaan Abraham yang sering pulang malam dan penggunaan obat-obatan terlarang. “Jadi untuk permasalahan yang sebenarnya, itu sebelumnya ada cekcok antara Ibu Tersangka dengan Tersangka. Dikarenakan tersangka sering pulang malam dan menggunakan obat-obatan. (Kejadian cekcok) Itu sekitar pukul 16.00 WIB sore,” kata Aji dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/1/2025).
Baca Juga:
Fakta baru lainnya yang terungkap saat rekonstruksi adalah tindakan Abraham yang memecahkan kaca kamar ibunya setelah melakukan pembunuhan terhadap Septian. Setelah membuang barang bukti berupa pakaian ke sungai, Abraham memecahkan kaca kamar ibunya sebagai bentuk pelampiasan atas rasa sakit hati terhadap ibunya. “Fakta barunya, ada terjadi pecah kaca. Jadi setelah melakukan pembunuhan, kemudian membuang pakaian, lalu memecahkan kaca kamar ibunya. Tujuannya karena yang bersangkutan atau tersangka ini merasa sakit hati terhadap ibunya,” jelas Aji.
Baca Juga:
Polisi sebelumnya telah menggelar rekonstruksi untuk mengungkap kronologi pembunuhan tersebut. Dalam rekonstruksi tersebut, tersangka Abraham memperagakan 33 adegan yang mencakup seluruh proses kejadian. “Untuk kegiatan rekonstruksi untuk sore hari ini kita didampingi oleh Pak Kasi Pidum dan dari LPSK dan kuasa hukum dari Tersangka. Jadi untuk adegannya sendiri, ini ada 33 adegan, (poinnya) yaitu ABC. Jadi adegan ada 13, cuma ABCD, jadi ada beberapa kali adegan, sehingga total-total ada 33 adegan,” ujar Aji.
Selama proses rekonstruksi, tersangka Abraham mengakui seluruh perbuatannya dan memperagakan adegan-adegan pembunuhan dengan lancar. Adegan yang menggambarkan proses pembunuhan terjadi pada adegan ke-7 hingga ke-9. “Untuk prosesnya, alhamdulillah lancar. Untuk Tersangka, selama melaksanakan rekonstruksi, Tersangka mengakui semua perbuatannya,” lanjut Aji. (dtk)(JOHANSIRAIT)
SUMUT Satuan Reserse Narkoba Polres Asahan terlibat baku tembak dengan bandar narkoba yang membawa senjata api di Perumahan Surya Mas, Kisa
InvestigasiJAKARTA Daud Yordan, petinju asal Indonesia yang kini juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, akan
NasionalMAGELANG Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, bersama Staf Khusus Kem
NasionalJAKARTA Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid memberikan tanggapan terkait rencana Kepala
NasionalSURAKARTA Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melaksanakan kunjungan ke Kelurahan Kedunglumbu dan Kelurahan Sangkrah di Surakarta, Jawa T
NasionalJAKARTA Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan u
NasionalBITVONLINE.COM Kunyit dan jahe, dua rempah yang sering dijadikan bahan dasar jamu tradisional, ternyata menyimpan banyak manfaat bagi keseh
Kesehatan dan OlahragaBANDUNG Sebuah insiden tragis terjadi di SMK Dharma Pertiwi, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Seorang siswa berinisial MRD (17) meningg
NasionalBITVONLINE.COM Praktik korupsi masih menjadi masalah besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan hasil Corruption Perception
NasionalJAKARTA Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Republik Indonesia, Supratman Andi Agtas, menegaskan bahwa tidak ada bentuk interve
Nasional