Menurut Nusron, tindakan tersebut hanyalah gimik yang ditampilkan oleh Gibran untuk meredakan ketegangan dalam debat, menciptakan suasana yang tidak kaku, dan memberikan hiburan kepada pemirsa, khususnya anak muda yang mungkin cenderung apolitis. Ia menegaskan bahwa Gibran sebagai orang Jawa mencoba memberikan sentuhan entertainment pada debat presiden dan wakil presiden, tanpa harus menyentuh ranah serangan pribadi.
(A/08)