Empat Tersangka Ditangkap dalam Kasus Penyelundupan Benih Lobster Ilegal di Banten

Dalam proses penyelidikan, lima orang yang awalnya diamankan diperiksa lebih lanjut. Dari lima orang tersebut, polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka berdasarkan peran masing-masing dalam jaringan penyelundupan.

Peran Tersangka dalam Jaringan Penyelundupan

Kombes Donny menjelaskan peran masing-masing tersangka. DS berperan sebagai kepala gudang, mengontrol aktivitas dan mencari pekerja. DD dan DE bertugas mengemas benih lobster, sementara AM berfungsi sebagai perantara antara pemilik dan penyewa gudang. Mereka diketahui menyewa gudang tersebut sejak September 2024.

“AM ini berperan sebagai perantara antara pemilik lahan dengan penyewa. Yang bersangkutan juga bertugas sebagai driver untuk mengangkut, menjemput para pekerja, dan juga mengangkut barang bukti BBL,” imbuhnya.

Kerugian Negara yang Diselamatkan

Dalam rilis persnya, Donny juga mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman terkait negara tujuan pengiriman BBL secara ilegal oleh para pelaku. Selain itu, mereka juga berupaya mengungkap aktor intelektual di balik bisnis penyelundupan ini.

“Kami jajaran Ditpolair, Korpolairud berhasil menyelamatkan kerugian negara dengan total Rp 32.867.600.000,” kata Donny. Ia menegaskan komitmen pihaknya untuk mengejar pelaku hingga ke akar masalah. “Kita mohon waktu, kita akan kejar sampai kepada aktor intelektualnya,” lanjutnya.

Pidana dan Ancaman Hukum

Keempat tersangka dikenakan sanksi berdasarkan Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun 2009 yang merupakan perubahan dari Undang-Undang 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Mereka diancam dengan pidana penjara hingga 8 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *